PORTAL PEKALONGAN - Prof Ahmad Rofiq menyatakan, manusia hidup di dunia ini, tidak terlepas dari ujian dan cobaan yang menyertainya.
Prof Ahmad Rofiq menyitir QS. Al-Mulk:2, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “(Allah) Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu sekalian mana di antara kalian yang paling baik amalan perbuatannya”. Karena itulah, Allah dengan sumpah-Nya, “Demi waktu Ashar, sesungguhnya manusia sungguh dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih, saling berwasiat dengan kebenaran dan saling berwasiat dengan kesabaran” (QS. Al-‘Ashr:1-3).
Iman adalah sikap membenarkan dalam hati (tashdīqun bi l-qalbi), lanjut Prof Ahmad Rofiq, mengucapkan pada lisan (qaulun bi l-lisān), dan mengerjakan dengan anggota badan (‘amalun bi l-abdān).
"Pembuktian keimanan yang paling mendasar dan sekaligus sebagai fondasi adalah mengucapkan dua kalimat syahadat, syahadat tauhid, bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang patut disembah, selain Allah, dan syahadat Rasul, bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah".
Menurut Prof Ahmad Rofiq yang mentasbihkan diri sebagai pelayan ilmu di Pascasarjana dan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Semarang itu, iman saja tidak cukup.
"Karena itu harus dibuktikan dengan mengamalkan shalat, membahar zakat, mengerjakan puasa, dan menunaikan ibadah haji di Tanah Suci jika mampu," tegasnya.
Dari Iman dan amal shalih yang sering disebut dengan rukun Islam, diharapkan mampu melahirkan kebaikan (ihsān). Ihsān didefinisikan dengan "Apabila kamu menyembah Allah seakan kamu melihat-Nya, dan jika kamu tidak melihat-Nya, maka yakinlah Allah melihatmu" (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).
"Iman bisa pasang dan surut," kata Prof Ahmad Rofiq, yang menjabat sebagai wakil Ketua Umum MUI Jawa Tengah, itu.