Prof Ahmad Rofik : Keutamaan Malam Lailatul Qadar, Penuh Kemuliaan dan Maghfirah

- 22 April 2022, 12:42 WIB
Malam Lailatul Qadar, Malam Kemuliaan dan Penuh Maghfirah
Malam Lailatul Qadar, Malam Kemuliaan dan Penuh Maghfirah /

PORTAL PEKALONGAN - Bulan Ramadhan 2022 wajib setiap umat Muslim menjalankan ibadah puasa. Alloh SWT mewajibkan puasa di bulan Ramadhan, bulan yang penuh rahmah dan penuh ampunan ini, hanyalah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, agar kita sebagai hamba-Nya mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki diri, mensucikan hati dan pikiran, dari segala macam dosa.

Berpuasa sebagaimana perintah Alloh SWT bagi umat Islam, tujuannya guna mengembalikan potensi fitrah yang menjadi kata kunci keberhasilan hidup kita di dunia ini, menjadi hamba-hamba Alloh  SWT yang bertaqwa, sebagai bekal menuju kehidupan abadi di akhirat nanti.

Umat Islam dalam menyambutnya dengan hati dan pikiran senang hati menerima dan menjalankan ibadah puasa ini, namun sebaliknya ada juga yang tidak respon baik karena menganggap dengan puasa malah menyusahkan.

Baca Juga: Kajian Ramadhan :Raup Pahala dengan Lakukan 5 Kiat Sukses Raih Kemenangan

Respon baik dan tidaknya sudah barang tentu tergantung pemahaman kita akan keutamaan dan makna bulan Ramadhan ini.

Riwayat Ibn Abbas, Rosulullah SAW bersabda: “Seandainya umatku memahami rahasia dan keutamaan yang ada dalam bulan Ramadhan, sungguh mereka akan mengharapkan setahun penuh menjadi bulan Ramadhan. Karena kebaikan dikumpulkan, ketaatan diterima, doa-doa akan diijabahi, dosa-dosa diampuni, surga digelar untuk mereka”.

Ibadah puasa adalah ibadah untuk menguji kejujuran kita dan sekaligus menjadi persembahan kita kepada Alloh SWT. Kita semua memahami, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari, kita dididik untuk berdisiplin, meskipun itu hak milik kita dan halal, tetapi ajaran agama belum mengizinkan untuk kita sentuh, maka kita mengikuti tuntunan agama kita itu.

Baca Juga: Kajian Ramadhan Prof Ahmad Rofiq: Puasa, Zakat, dan Pemberdayaan Umat

Di sinilah makna kejujuran dan ketaatan kita, untuk meraih ketaqwaan, yang didefinisikan sebagai imtitsâlu awâmirihi wa ijtinâbu nawâhihi.

Kepatuhan seorang hamba akan seluruh perintah Alloh SWT, dan meninggalkan jauh-jauh semua larangan-Nya, adalah jati diri dari seseorang beragama. Dalam sebuah hadits Qudsi, Allah ‘Azza wa Jalla menegaskan:

Riwayat dari Abu Hurairah ra, Rosulullah saw bersabda: “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, bahwa seluruh amal perbuatan Anak Cucu Adam untuknya, kecuali puasa, maka sesungguhnya puasa itu untuk Aku, dan Aku akan membelasnya.

Baca Juga: Kajian Ramadhan Ustadz Hanan Attaki Alquran sebagai Penyembuh Hati atau Jiwa

Dan apabila puasa salah seorang kalian, maka janganlah berkata rafats, mendorong cepat, maka apabila salah seorang ada yang mengumpat atau memeranginya, maka katakanlah: “Sesungguhnya aku seseorang yang berpuasa, dan demi Dzat yang jiwa Muhammad dalam kekuasaan-Nya, sungguh aroma mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi di sisi Allah daripada wanginya aroma minyak misik (kesturi). Bagi orang yang berpuasa berhak dua kebahagiaan, yang akan dinikmatinya, ketika berbuka ia berbahagia, dan ketika berjumpa dengan Tuhannya, ia berbahagia dengan puasanya” (Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).

Oleh karena itu, marilah pada kesempatan di bulan penuh berkah ini, kita maksimalkan ibadah puasa kita dengan menyempurnakannya dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat.

Selain tadarus, juga menghadiri kegiatan majelis ilmu, karena dengan demikian apa yang kita peroleh di bulan puasa ini, akan menjadi tabungan dan investasi besar bagi masa depan kita.

Baca Juga: Kajian Ramadhan: Kiat Meraih Sukses di Bulan Suci Ramadhan

Tentang malam Lailatul Qadar, Alloh SWT berfirman dalam Al Quran:

1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.

2. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu?

3. malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.

4. pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.

5. malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.

Tidak ada keragu-raguan lagi bagi kita, bahwa pada malam Lailatul Qadar tersebut Allah menurunkan para malaikat untuk membawa rahmat dan kasih sayang Allah, dilimpahkan kepada hamba-hamba Allah yang memanfaatkan untuk mendekatkan diri bertaqarrub dan bermunajat kepada-Nya.

Baca Juga: Kajian Ramadhan Ustadz Hanan Attaki Obat bagi Penyakit Hati atau Jiwa

Rosulullah SAW bersabda: “Pintu langit dibuka di malam Lailatul Qadar, tidak ada seorang hamba yang shalat di dalamnya, kecuali Allah menjadikan baginya, pada setiap takbir, laksana menanam pohon di surga, sekiranya dia berjalan seseorang yang mengendarai dalam bayangan keteduhannya 100 tahun, sungguh tidak mampu melewatinya, pada setiap rakaat, dinilai satu rumah di surga dari intan, permata, batu permata seperti zamrud, dan mutiara, dan pada setiap ayat bacaannya dalam shalat ibarat mahkota di surge, dan pada setiap duduk, adalah derajat dari ketinggian surga, dan pada setiap salam perhiasan dari perhiasan surga” (Zubdatul Wa’idhin).

Alloh SWT juga berjanji akan mengabulkan seluruh doa dan permohonan kita saat bemunajat kepadaNya pada malam lailatul qadar.

Karena itu pula Alloh SWT memerintahkan kepada kita untuk berdoa dan memohon kepada-Nya.

Baca Juga: Kajian Ramadhan : Kisah Inspiratif Seputar Ramadhan

Malam ganjil, yang dinantikan oleh hamba-hamba Allah dan kekasih-Nya yang ingin bermanja-manja dan bermesra-mesra dengan penuh ketawadluan dan kekhsyu’an.

Sebagaimana Firman Alloh SWT: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS. Al-Baqarah, 2:186).

Malam Lailatul Qadar, adalah malam kemuliaan dan sekaligus penentuan bagi hamba yang mau mendekatkan diri kepada Alloh SWT.

Pada malam itu Alloh SWT memberi kesempatan kita, untuk menjemput para Malaikat pembawa rahmat dan kasih sayang-Nya, hingga fajar akan terbit.

Malam yang lebih baik dan lebih indah disebut malam  1000 bulan.

Kapan malam kemuliaan itu tiba, tampaknya dirahasiakan oleh Alloh SWT.

Para ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan, malam pertama Ramadhan, ada tanggal 17 Ramadhan, ada yang berpendapat 10 hari terakhir.

Baca Juga: Kajian Ramadhan: Bagaimana Berpuasa Berkualitas di Bulan Suci Ramadhan, Simak Penjelasan Ustadz Afit Yuliet

Namun mayoritas Sahabat dan Ulama menyatakan 27 Ramadhan.

Seorang Ulama Sufi menyatakan pengalamannya, bahwa selama hidupnya dia menjumpai malam lailatul qadar itu pada malam 27 Ramadhan.

Ada yang menghitung bahwa huruf lailatul qadar terdiri dari 9 huruf, disebut sebanyak 3 kali dalam al-Qur’an, maka tanggal 27 Ramadhan.

Yang jelas “kerahasiaan” tersebut dimaksudkan, agar hamba-hamba Alloh agar berusaha dan bekerja keras, untuk meraihnya dengan memperbanyak ibadah di malam-malam tersebut, sebagaimana dirahasiakannya saat-saat mustajabah di hari jumat, sebagaimana shalat wustha dari shalat lima waktu, dan nama yang Agung dari sekian banyak nama, dan untuk meraih ridha-Nya agar kita berjuang untuk meraihnya di semua malam-malam kemuliaan itu”.

Kita semua berharap, semoga momentum bulan puasa ini dan malam lailatul qadar ini, dapat membawa pengaruh positif bagi kita semua, kita dapat mengambil hikmah penting, menjadi orang-orang yang jujur, berkhidmat bagi saudara-saudara kita yang membutuhkan, dan mengakhiri praktik dan tindakan yang merugikan masyarakat, dan tentu diri mereka sendiri, dengan mengawali tindakan yang positif dan bermanfaat bagi kepentingan rakyat.

Baca Juga: Kajian Ramadhan: Bagaimana Berpuasa Berkualitas di Bulan Suci Ramadhan, Simak Penjelasan Ustadz Afit Yuliet

Semoga ibadah kita diterima oleh Alloh SWT, dan kita layak dapat menjumpai-Nya di akhirat kelak.

Dan kita termasuk hamba-Nya yang kembali kepada fitrah, hamba-hamba yang meraih kemenangan dan kebahagiaan, semoga Allah menerima ibadah kita, dan kita semua sepanjang tahun, mendapat kemuliaan dan keberkahan lailatul qadar, senantiasa berada dalam kebaikan dan keberkahan.

Aamiin ya Robbal alamiin. Wallohu a'lam.

Artikel telah tayang sebelumnya Ali Arifn judulnya "Lailatul Qadar Jatuh di Malam 27 Ramadhan? Ini Kata Prof Ahmad Rofiq"***

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x