Meninggal saat Menuntut Ilmu, Ganjaran Allah SWT Sangat Besar, Rektor Unnes: Tim Dokter Masih Kumpulkan Data

- 24 Desember 2022, 23:04 WIB
Rektor Prof Martono: Mahasisiswa Unnes yang meninggal karena sakit
Rektor Prof Martono: Mahasisiswa Unnes yang meninggal karena sakit /Ali A/

PORTAL PEKALONGAN - Sejatinya meninggal saat menuntut ilmu, ganjaran dari Allah SWT sangat Besar.

Dalam kitab at-Targhib wat Tarhib menuliskan sebuah hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Imam Thabrani:

مَنْ جَاءَهُ أَجَلُهُ وَهُوَ يَطْلُبُ الْعِلْمِ لَقِىَ اللَّهُ وَلَمْ يَكُنْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّبِيِّيْنَ إِلَّا دَرَجَةُ النُّبُوَّةِ

"Barang siapa yang kedatangan ajal dan dia sedang menuntut ilmu, maka dia akan bertemu Allah SWT (dengan derajat tinggi) di mana tidak ada lagi jarak antara dia dan para nabi melainkan satu derajat kenabian."

Maksudnya orang yang meninggal ketika sedang menuntut ilmu maka ia memperoleh derajat yang sangat tinggi dihadapan Allah SWT.

Ia hanya selisih satu derajat di bawah para nabi.

Baca Juga: Ini Penjelasan Rektor Unnes terkait Mahasiswanya yang Meninggal karena Diduga Sering Makan Mi Instan

Ini menandakan sangat mulia dan beruntungnya orang yang menuntut ilmu.

Sekalipun takdir menentukannya meninggal maka karena sebab usahanya menuntut ilmu dapat mengantarkannya pada derajat yang tinggi.

Mengutip ceramah Habib Ali Hasan Baharun, Pimpinan Pondok Moderen Pesantren Darussalam Gontor KH M Akrim Mariyat, bahwa seseorang yang meninggal saat menuntut ilmu dalam mencari agama Allah, adalah mati syahid.

Golongan mati syahid dalam menimba ilmu ini juga tak kenal usia. Termasuk bila dia sudah berusia lanjut usia.

"Meninggal dalam keadaan belajar maka dia tergolong mati syahid. Ada yang meninggal sebelum dia selesai menuntut ilmu, maka dia mati syahid," jelasnya sebagaimana dikutip Portal Pekalongan dari langit7.id.

Baca Juga: Head To Head Alphard vs Foton TransVan 2022, Ibarat Blackberry vs HP China di Awal kemunculan Android

Sebagaimana diberitakan mahasiswa FBS Unnes meninggal, mahasiswa Unnes Jody Yudha Permana meninggal diduga karena selalu mengkonsumsi mi instan, sering begadang malam karena mengerjakan skrispi.

Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa meninggal saat mencari ilmu, Allah SWT akan menjamin kehidupannya di akhirat kelak.

Ibnul Qayyim menjelaskan sesungguhnya derajat-derajat manusia yang paling tinggi di antara semua derajat adalah:

1. an-nubuwwah (kenabian)
2. as-siddiqin (orang-orang yang benar dalam keimanan, ucapan dan perbuatannya)
3. asy-syahadah (orang-orang yang mati syahid)
4. orang-orang yang shalih secara umum.

Empat tingkatan manusia ini disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Alquran:

وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا

"Barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya, akan dikumpulkan bersama orang-orang yang Allah telah sempurnakan nikmat bagi mereka dari kalangan para Nabi, para siddiqin, orang-orang yang mati syahid, orang-orang shalih secara umum. Dan mereka adalah sebaik-baik teman." (QS. An-Nisa[4]: 69)

Baca Juga: Resep Tahun Baru, Nugget Roti Tawar, Kreasi Kuliner ala Indonesian Food

Mengutip ceramah Habib Ali Hasan Baharun, Pimpinan Pondok Moderen Pesantren Darussalam Gontor KH M Akrim Mariyat menjelaskan bahwa seseorang yang meninggal saat menuntut ilmu dalam mencari agama Allah, adalah mati syahid.

Golongan mati syahid dalam menimba ilmu ini juga tak kenal usia. Termasuk bila dia sudah berusia lanjut usia.

"Meninggal dalam keadaan belajar maka dia tergolong mati syahid. Ada yang meninggal sebelum dia selesai menuntut ilmu, maka dia mati syahid," jelasnya sebagaimana dikutip Portal Pekalongan dari langit7.id.

Sebagaimana kita tahu, mahasiswa Unnes yang bernama Jody Yudha Permana meninggal dunia di kamar kos milik temannya, di Gang Pisang, Kelurahan Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang, 19 Desember 2022.

Jody Yudha Permana selalu merasa kesakitan pada bagian perut hingga sebabkan mual dan muntah.

Baca Juga: Resep Tahun Baru, Telur Sosis Spesial, Kuliner Nusantara Nikmatnya Tiada Duanya

Rasa sakit pada perut Jody Yudha diduga karena kebanyakan mengkonsumsi mi instan saat begadang mengerjakan skripsi.

Bahkan saking sakitnya, Jody Yudha Permana kerap muntah hingga pada pagi dan malam hari.

Meski merasakan tidak nyaman pada bagian pencernaan, namun Jody Yudha Permana tetap mengkonsumsi mi instan.

Kebiasaan tersebut terus dilakukan Jody Yudha Permana hingga puncaknya, beberapa kali ia muntah darah.

Yang bersangkutan memang telah menyelesaikan tugasnya sebagai mahasiswa Unnes, namun Jody Yudha Permana harus berpulang.

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FBS Unnes Dr Eko Raharjo mengatakan, Jody Yudha Permana seharusnya menjalani wisuda karena skripsinya telah tuntas.

Baca Juga: Resep Tahun Baru, Udang Pokpok, Renyah dan Lembut, Cocok Dijadikan Cemilan atau Lauk

"Dia baru menyelesaikan skripsi dan tinggal wisuda, namun sakit, padahal rencananya mau pulang. Tapi ternyata Allah berkehendak lain," kata Eko.

Sebelumnya, korban yang berstatus sebagai mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Asing angkatan 2017, Prodi Pendidikan Bahasa Jepang.

Jody Yudha Permana merupakan warga Desa Kacung, Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung.

Jenazah Jody Yudha Permana kini telah diterbangkan dan dikebumikan di kampung halamannya.

Sementara itu Rektor Unnes Prof S Martono menyatakan, bahwa mahasiswanya itu meninggal karena sakit.

Baca Juga: Resep Tahun Baru, Perkedel Kentang ala Rumahan, Gampang Banget Buat Kalian Coba

"Tentang sakitnya apa, Tim Dokter Unnes baru mengumpulkan data terkait dengan hal itu," katanya kepada Portal Pekalongan, Sabtu 24 Desember 2022.

Rektor Unnes Prof S Martono juga menyatakan bahwa dia sudah menugasi Bidang III dan Dekan FBS untuk menindaklanjuti kejadian tersebut.***

Editor: Ali A

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah