Peringatan Hari Persaudaraan Internasional, Prof Ahmad Rofiq:Jangan Lagi Saling Mengkafirkan...

- 4 Februari 2023, 12:37 WIB
Prof Ahmad Rofiq
Prof Ahmad Rofiq /Ali A/

Baca Juga: Setelah Sukses Kolaborasi Main Wayang Orang, TNI-Polri Kompak Gelar Wayang Kulit 'Wahyu Makutharama'

Ajaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, dan seluruh Nabi dan Rasul, adalah mengajak kepada tauhid atau meng-Esakan Tuhan.

Sebelum mengajarkan tauhid, Rasulullah saw mendahulukan tiga hal:

1). Menyambung tali persaudaraan atau silaturrahim sehingga tercipta kekeluargaan dan kekerabatan yang harmonis, yang menjadi cikal bakal masyarakat yang aman dan damai;

2). Menghentikan pertumpahan darah dan memberi jaminan hidup dan kehidupan;

3). Mengamankan jalan dan menjaga ketertiban umum. Baru setelah itu, beliau menyebut “menghancurkan berhala” dan “menyembah Allah semata”.

Ikatan kebersamaan dalam agama dan ikatan persaudaraan kemanusiaan sangat diperlukan dalam upaya membangun dunia yang penuh dengan kerukunan dan kedamaian, meskipun berbeda agama dan sukunya.

Allah menegaskan:  “Wahai manusia, sungguh Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang bertaqwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui Maha Teliti” (QS. Al-Hujurat (49): 13).

Pesan utama li ta’arafu atau saling mengenal. Akan lahir pengakuan dan saling tolong menolong (ta’awun), dan dengan saling mengenal lahir sikap saling menghormati (tasamuh) dalam perbedaan.

Menghormati tidak identic dengan menerima pandangan, menyetujui, dan mengikutinya. Menghormati berarti menerima orang lain dalam hidup berdampingan dalam perbedaan dalam suasana damai untuk kemashlahatan, kerukunan, kedamaian dan keharmonisan bersama.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x