Idul Fitri 144 H, Prof Ahmad Rofiq: Berbeda dalam Persaudaraan

- 20 April 2023, 08:09 WIB
Prof Ahmad Rofiq
Prof Ahmad Rofiq /Dwi Widiyastuti/

Seharusnya di balik kebahagiaan itu, kita patut merenungkan, bahwa kala kita ditinggalkan oleh bulan Ramadhan yang berlimpah kasih sayang, ampunan (maghfirah) dari Allah, dan dijauhkan kita dari siksa api neraka, maka kita merasa sedih.

Hanya mungkin karena ketidakpahaman kita akan keutamaan dan hikmah yang sangat besar dalam bulan Ramadan kita merasa senang.

Kegembiraan dan kesedihan, ibarat dua sisi mata uang, yang tidak bisa dipisahkan. Gembira muncul karena kita memahami dan terbebas dari himpitan kesedihan.

Kita sedih, karena kita merasa tidak bisa mencapai apa yang kita inginkan. Karena kita juga tidak tahu apakah Allah akan memberikan umur Panjang untuk berjumpa bulan Ramadhan 1445 H?

Kita menerima maghfirah atau pengampunan dari Allah Yang Maha Pengampun, karena kita beribadah dengan penuh kekhusyu’an dan penuh tawadlu’, merasa hina dina di hadapan Allah, karena pertolongan-Nya, kita raih kemenangan setelah menahan diri dari berbagai godaan, ujian, dan kesadaran akan makna ibadah kita.

Baca Juga: Lebaran Punya Status Baru, Nih? Yuk Cek Tips Rayakan Lebaran Pertama Bareng Suami agar Hubungan Makin Harmonis

Seseorang layak disebut sebagai pemenang, bukanlah karena fisik dan ototnya yang kuat tetapi kemenangan yang sesungguhnya, adalah karena ia mampu mengontrol dan mengendalikan hawa nafsunya.

Untuk meraih kesuksesan dunia dan akhirat, memang harus didasari oleh mental, jiwa, spirit yang suci dan kerja keras yang tangguh.

Demikian juga untuk meraih ketaqwaan, iman sebagai fondasi, amal shaleh yang wajib sebagai bangunan pokok, dan amalan sunnah, sebagai hiasan nan indah, bagi upaya kita meraih kemuliaan di sisi Allah SWT.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah