Jumlah Korban Meninggal Dunia Tragedi Liga 1 di Malang Bertambah Jadi 153 Orang, Simak Kronologinya

- 2 Oktober 2022, 11:36 WIB
Jumlah Korban Meninggal Dunia Tragedi Liga 1 di Malang Bertambah Jadi 153 Orang, Simak Kronologinya
Jumlah Korban Meninggal Dunia Tragedi Liga 1 di Malang Bertambah Jadi 153 Orang, Simak Kronologinya /Instagram

PORTAL PEKALONGAN - Kabar duka menyelimuti dunia sepak bola Indonesia,
ratusan supporter dikabarkan meninggal dunia dalam insiden kericuhan sepak bola Malang.

Pertandingan yang dimenangkan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 tersebut berlangsung pada Sabtu, 1 Oktober 2022 malam.

Namun naas, pertandingan Stadion Kanjuruhan Malang saat gelaran BRI Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya berakhir ricuh.

Baca Juga: VIRAL! Cuitan Netizen Usai Tragedi Kanjuruhan, Polri, Pemerintah hingga Stasiun Televisi Kena Sentil

Korban meninggal dunia akibat tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang saat gelaran BRI Liga 1 dilaporkan kembali bertambah.

Setelah sebelumnya Polisi mengonfirmasi 127 orang kehilangan nyawa, angka tersebut kembali mengalami penambahan.

Berdasarkan informasi dari Komunitas Peduli Malang pada Minggu, 2 Oktober 2022 pagi, angka korban tewas akibat kerusuhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya itu awalnya bertambah menjadi 137 orang.

Setelah itu, jumlah suporter yang menjadi korban terus diperbaharui hingga menyentuh angka 149 orang.

Terakhir, Komunitas Peduli Malang kembali melaporkan tambahan jumlah orang yang meninggal dunia menjadi 153 orang, dikutip oleh PortalPekalongan.com dari PikiranRakyat.com

Baca Juga: Tewaskan 127 Orang, Tragedi Kanjuruhan di Laga Arema VS Persebaya, Menkopolhukam Mahfud MD Angkat Bicara

Komunitas Peduli Malang menuturkan kronologi kericuhan di stadion setelah laga BRI Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya tersebut berakhir

Kericuhan bermula saat ribuan suporter Arema FC, Aremania merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC kalah.

Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan dan Stadion Kanjuruhan menggunakan empat mobil Polri, barracuda.

Sementara itu, beberapa pemain Arema FC yang masih di lapangan langsung diserbu suporter yang merasa kecewa.

Kerusuhan tersebut semakin membesar karena sejumlah flare dan benda-benda lainnya dilemparkan Aremania.

Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Ada kobaran api pada sejumlah titik di dalam stadion tersebut, terlihat juga dua unit mobil polisi yang salah satunya adalah mobil K9 dibakar.

Sementara satu mobil lainnya rusak parah dengan kaca pecah dan dalam posisi miring di bagian selatan tribun VIP.

Baca Juga: Kerusuhan Stadion Kanjuruhan: Tembakan Gas Air Mata Pemicu Banyaknya Korban Berjatuhan

Dengan jumlah petugas keamanan yang tidak sebanding dengan jumlah ribuan suporter Arema FC tersebut, petugas kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan.

Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas, hingga menimbulkan kepanikan di area stadion.

Banyaknya suporter yang membutuhkan bantuan medis tersebut pun tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.

Para suporter banyak yang mengeluh sesak nafas terkena gas air mata dan terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion dengan panik, hingga akhirnya berhamburan.

"Stadion dalam kondisi padat berdesakan, sedangkan stadion Kanjuruhan itu ada tribun berdiri," ucap Komunitas Peduli Malang.

"Jadi karena ada tembakan gas air mata yang mengarah ke penonton membuat penonton berhamburan keluar dan berdesak-desakan hingga terjatuh dan terinjak yang membuat banyak korban berjatuhan," tuturnya menambahkan.

Komunitas Peduli Malang juga menuturkan bahwa tembakan gas air mata yang dilakukan aparat justru membuat situasi semakin runyam.

Baca Juga: Persebaya Menang Laga: Akibat Kerusuhan Pertandingan Arema FC vs Persebaya di BRI Liga 1 127 Orang Tewas

"Biasanya yang turun dalmas Polri dan TNI, ditambah unit K9 udah bisa pukul mundur supporter," ujarnya.

"Kalau dihajar gas air mata di tribun, apalagi penuh orang, ya selesai," imbuhnya

Tembakan gas air mata itu membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas, hingga menimbulkan kepanikan di area stadion.

Banyaknya suporter yang membutuhkan bantuan medis tersebut pun tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.

Para suporter banyak yang mengeluh sesak nafas terkena gas air mata dan terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion dengan panik, hingga akhirnya berhamburan.***

 

Editor: Oriza Shavira A


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x