Menag Tegaskan Masjid Hanya untuk Kegiatan Agama dan Sosial, Larang Politik Praktis

- 9 November 2023, 07:35 WIB
Menag Yaqut Cholil Qoumas menegaskan agar BKM memperkuat masjid sebagai pusat kegiatan sosial dan melarang politik praktif..
Menag Yaqut Cholil Qoumas menegaskan agar BKM memperkuat masjid sebagai pusat kegiatan sosial dan melarang politik praktif.. /Dok Kemenag/


PORTAL PEKALONGAN - Menindaklanjuti pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait revitalisasi masjid di Indonesia, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menegaskan agar Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) memperkuat masjid sebagai pusat kegiatan sosial dan melarang politik praktis.

"Presiden menegaskan dua pesan. Pertama, masjid bukan hanya digunakan untuk kegiatan keagamaan saja, tapi juga pusat kegiatan sosial, ekonomi, dan kegiatan-kegiatan lain yang bermanfaat bagi masyarakat," ujar Menag dalam Rakernas Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Rabu 8 November 2023 malam.

Menag yang karab disapa Gus Yaqut atau Gus Men itu memberikan contoh Nabi Muhammad Saw saat mendirikan Masjid Quba di Madinah.

Baca Juga: 29.012 PPPK Kemenag Ikuti Kegiatan Orientasi, Menag: Kita Pelayan Masyarakat dan Negara

"Masjid Quba inilah yang mendorong kemajuan peradaban kota Madinah pada masa itu. Kota Madinah ini maju karena kontrak sosial atau konstitusi yang lahir berkat perundingan-perundingan untuk kemaslahatan umat yang dibahas di masjid," ungkap Menag

Adapun kedua, lanjut Gus Yahut, sebagai pengurus BKM kita harus menjaga masjid agar tidak digunakan sebagai tempat berpolitik praktis.

Gus Yaqut menuturkan, semestinya kalau ingin berpolitik di masjid maka harus mencontoh apa yang dilakukan pada masa Rasulullah. Pada masa Rasulullah, masjid adalah tempat membicarakan politik untuk persatuan umat dan tidak terkait dengan perbedaan kepentingan. Inilah high politics.

"Dulu Nabi Muhammad SAW di masjid melakukan politik keumatan atau istilahnya sekarang high politics, tidak terkait dengan perbedaan kepentingan, dan justru sebaliknya mempersatukan perbedaan dari berbagai kabilah di sana," papar Menag.

Hal ini berbeda dengan yang terjadi saat ini. Kegiatan politisasi yang dilakukan di masjid pada saat ini justru cenderung memecah belah umat dan mengkotak-kotakkan umat.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: Kemenag.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x