PORTAL PEKALONGAN – Bahasa Jawa saat ini sedang mengalami degredasi. Anak-anak sekarang tidak mengenal pakaian Jawa dan Bahasa Jawa.
Kekhawatiran ini membuat DPC Permadani membuka program Purwa Pawiyatan Panatacara Tuwin Pamedhar Sabdha Angkatan ke-52
Sejak didirikannya tanggal 4 Juni 1984 Masyarakat Budaya Nasional Indonesia (Permadani) sudah ribuan mewisuda siswanya.
Baca Juga: Ulama Menghimbau untuk Hati-hati Menjual Kulit dan Kepala Hewan Kurban, Hukumnya Haram
Mereka umumnya berasal dari wilayah kabupaten Semarang, Salatiga dan sekitarnya. Permadani Tengaran dikukuhkan sejak tahun 1991 dan sampai saat ini mengalami peningkatan yang signifikan.
Kepada Rasika FM, Ketua Permadani Kabupaten Semarang Seno Wibowo, S.IP, MM mengatakan, animo masyarakat belajar Bahasa Jawa sangat tinggi. Hal ini dampak dari terjadinya degradasi budaya daerah pada anak-anak, termasuk kemampuan berbahasa Jawa. Kemerosotan ini akibat orang tua yang membiasakan anak berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam komunikasi sehari-hari.
“Anak muda saat ini tidak mengenal pakaian dan bahasa Jawa. Akibat dari mereka dibiasakan berbahasa selain bahasa daerah ketika berkomunikasi di rumah. Harapan kami agar masyarakat dalam keluarga tetap menggunakan bahasa Jawa,” ujar Seno saat pembukaan Purwa Pawiyatan Permadani Kabupaten Semarang cabang kecamatan Tengaran Bregada 52, di aula kecamatan Tengaran Selasa 5 Juli 2022, sore.
Lebih lanjut Seno berharap dengan adanya Permadani dikecamatan Tengaran bisa merubah mindset dan perilaku terhadap siswa pawiyatan akan budaya Jawa.
“Dibukanya kelas ini bertujuan agar siswa pawiyatan bisa berbahasa Jawa dengan baik dan benar serta dapat mengajarkan budaya Jawa dilingkungannya, terutama kepada keluarga dekat” ungkap Seno.
Orang tua tidak menggunakana bahasa jawa dengan alasana bahasa Jawa lebih rumit dan banyak macamnya.
“Saya lihat anak yang lahir tahun 70-an kesini sudah gagap ketika ditanya wayang, bahasa ngoko dan krama inggil. Tidak jarang mereka kesulitan membedakan bahasa krama inggil dan ngoko,” ungkapnya.
Orang tua justru membiasakan menggunakan bahasa asing, seperti bahasa Inggris. Salah satu alasannya karena dengan menguasai bahasa Inggris mereka mudah mendapatkan pekerjaan.
“Sebenarnya bahasa Jawa adalah bahasa ibu. Di dalamnya ada filosofi budaya yang tinggi, bagaimana menghormati orang tua, menghormati sesama dan menghormati orang yang lebih tua. Sementara bahasa bahasa asing kita tidak mengerti filosofis didalam bahasa tersebut,” tambah Seno.
Baca Juga: Angkutan Umum Harus Punya Daya Tarik dan Keunggulan
Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Cabang Permadani Kecamatan Tengaran, Manto, S.Pd, M.Pd mengakui sejak dibentuk tahun 2016 silam saat ini sudah ratusan siswa yang bergabung atau sejak Angkatan ke-40
“Alhamdulilah siswa Permadani Tengaran saat ini beranggotakan dari berbagai kecamatan, sementara untuk Angkatan ke-52 ini sudah terdaftar 40 siswa, kedepan harapannya bertambah lagi dan semakin berkembang” ungkap Manto yang juga guru di SMP 2 Getasan ini.
Manto menambahkan dengan adanya pawiyatan Permadani kecamatan Tengaran semoga lulusannya nanti bisa mengembangkan budaya jawa melalui siswa yang ada.
“Pembelajaran nantinya akan ditempuh dalam 40 kali pertemuan selama 5 bulan, siswa akan diajarkan Panatacara dan Pamedhar Sabdha, siswa juga bisa mengenal tradisi adat budaya jawa sehingga kebudayan jawa bisa berkembang baik ” harap Manto.
Camat Tengaran, Dewanto Leksono Widagdo mengatakan pihak kecamatan menyambut baik atas dibukanya Permadani Angkatan ke-52 ini, dia berharap warga di Tengaran dapat bergabung untuk mendalami budaya jawa yang adhi luhung.
“Saya berharap warga Tengaran bisa memanfaatkan adanya Panatacara dan Pamedhar Sabda, terbukti sudah ribuan siswa yang telah lulus dan saat ini ilmunya bisa dipraktekkan dimasyarakat” ujar Dewo.
Pantauan Rasika FM, pada pembukaan kelas Angkatan ke-52 ini sesama siswa sudah nampak akrab, mereka Sebagian besar adalah guru, perangkat desa serta tokoh agama dan pemuda juga ketua RT, dimana dalam kehidupan sehari hari sering bersinggunggan dengan kegiatan masyarakat yang menggunakan Bahasa Jawa.
Demikian informasi tentang lestarikan bahasa Jawa, DPC Permadani Tengaran buka program Purwa Pawiyatan Panatacara Tuwin Pamedhar Sabdha angkatan ke-52.***