PORTAL PEKALONGAN - Prof Saratri Wilonoyudho, Guru Besar Fakultas Teknik Unnes kini angkat bicara terkait dana penelitian yang rawan dipotong.
Dana penelitian dosen yang diduga atau rawan disunat atau dipotong membuat Guru Besar Fakultas Teknik Unnes ini angat bicara.
Menurut pakar Ilmu Kependudukan dan Lingkungan Perkotaan Prof Saratri Wilonoyudho, karena untuk mendapatnya harus ada ACC (persetujuan) dari pejabat pemberi dana penelitian kepada dosen.
Kepada Portalpekalongan.com, pada Sabtu 19 Maret 2022, Prof Dr Ir Saratri Wilonoyudho MSi, salah satu dosen di Fakultas Teknik Unnes ini menjelaskan terkait mengapa dana penelitian rawan disunat atau dipotong.
"Meski dana penelitiannya diduga disunat atau dipotong, namun mengapa banyak dosen tidak berani melapor?" katanya.
Prof Saratri Wilonoyudho yang aktif dalam organisasi Field Consultant of REDIP-JICA (Japan International Cooperation Agency), menjelaskan hal itu bisa terjadi.
"Dana penelitian dosen rawan disunat atau dipotong karena dosen penerima harus mendapat ACC atau persetujuan dari pejabat pemberi dana (pemilik otoritas-red). Mereka sama-sama butuh. Apalagi jika ada otonomi untuk menentukan anggaran penelitian dan pemenang proposal, maka bisa 'bekerja sama' antara peneliti dan pejabat pemberi dana," jelasnya.