Prof Saratri Wilonoyudho Angkat Bicara Terkait Dana Penelitian Rawan Dipotong, Simak Penjelasannya

- 20 Maret 2022, 13:25 WIB
Ilustrasi Prof Saratri Wilonoyudho angkat bicara mengenai kasus dana penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unnes yang diduga disunat.
Ilustrasi Prof Saratri Wilonoyudho angkat bicara mengenai kasus dana penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unnes yang diduga disunat. /Ali A/

PORTAL PEKALONGAN -  Kasus 17 dosen Universitas Negeri Semarang (Unnes) diperiksa Satreskrim Polrestabes Semarang terkait dugaan pemotongan dana penelitian, Guru Besar Fakultas Teknik Unnes Prof Saratri Wilonoyudho angkat bicara. 

Prof Saratri Wilonoyudho angkat bicara mengenai kasus dana penelitian
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unnes yang diduga disunat.

Inilah penjelasan Prof Saratri Wilonoyudho, seorang pakar Ilmu Kependudukan dan Lingkungan Perkotaan terkait dana penelitian dosen yang rawan disunat.

Baca Juga: Lho?! Dana Penelitian Dosen Unnes Rawan Dipotong, Begini Penjelasan Prof Saratri Wilonoyudho

Saat dikonfirmasi Portalpekalongan.com, pada Sabtu 19 Maret 2022, Prof Saratri Wilonoyudho, dosen Fakultas Teknik Unnes ini menjelaskan mengapa dana penelitian dosen rawan disunat atau dipotong.

"Dana penelitian dosen rawan disunat atau dipotong karena dosen penerima harus mendapat ACC atau persetujuan dari pejabat pemberi dana (pemilik otoritas)," ungkap Prof Saratri Wilonoyudho.

Menurut dia, hal itu terjadi karena mereka sama-sama butuh. "Apalagi jika ada otonomi untuk menentukan anggaran penelitian dan pemenang proposal, maka bisa 'bekerja sama' antara peneliti dan pejabat pemberi dana," imbuh Prof Saratri Wilonoyudho yang aktif dalam organisasi Field Consultant of REDIP-JICA (Japan International Cooperation Agency) itu.

Baca Juga: 17 Dosen Unnes Diperiksa Polisi, Guru Besar Fakultas Teknik Jelaskan Mengapa Dana Penelitian Rawan Disunat

Baca Juga: Lho?! Dana Penelitian Dosen Unnes Rawan Dipotong, Begini Penjelasan Prof Saratri Wilonoyudho

Halaman:

Editor: Arbian T


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah