Kurban Simbol Menyembelih Sifat dan Nafsu Hewani, Prof Imam Taufiq: Hanya Sarana Tagarrub kepada Allah

- 10 Juli 2022, 17:18 WIB
Walikota Semarang Hendar Prihadi menyerahkan seekor sapi hewan kurban ke Ketua MUI Jateng KH Ahmad Darodji
Walikota Semarang Hendar Prihadi menyerahkan seekor sapi hewan kurban ke Ketua MUI Jateng KH Ahmad Darodji /Ali A/

PORTAL PEKALONGAN - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Prof Dr KH Imam Taufiq MAg mengatakan tujuan disyariatkannya kurban adalah untuk meraih derajat ketaqwaan, sementara menyembelih hewan hanyalah sarana (wasilah) untuk mendekatkan diri (qurban-taqarrub) kepada Allah Swt.

"Menurut Imam al-Ghazali dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin, kurban merupakan simbol dari penghilangan sifat dan nafsu hewani yang ada dalam jiwa manusia yang menjadi penghalang (hijab) manusia untuk dekat kepada Allah," katanya.

Dia mengatakan hal itu dalam Khutbah Idul Adha 1443H di Lapangan Pancasila, Simpanglima Semarang, Minggu 10 Juli 2022.

Baca Juga: Prof Ahmad Rofiq: Idul Kurban Pendidikan Langsung dari Allah SWT agar Kita Bisa Hidup Zuhud

Bertindak sebagai imam KH Zainuri Ahmad Al-Hafidz dari Salatiga.

Di shaf bagian depan tampak Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ketua Umum MUI Jawa Tengah Dr KH Ahmad Darodji MSi, Kepala Bidang Urusan Agama Islam Kanwil Kementerian Agama Jateng Zaenal Fattah, para pengurus Masjid Raya Baiturrahman dan ribuan umat Islam.

Gubernur Ganjar Pranowo dan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi sebelumnya di aula Masjid Raya Baiturrahman menyerahkan hewan kurban masing-masing seekor sapi.

Menurut Prof Imam yang juga pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Semarang itu, hakikat berkorban sejatinya sama dengan hakikat berjuang. Mereka yang memiliki naluri dan mental berjuang sudah barang tentu tidak akan berhenti berjuang sebelum tujuannya tergapai.

"Dahulu saat bertempur melawan penjajah, slogan para pejuang adalah merdeka atau mati, begitu juga dengan orang yang ber-kurban, karena berjuang atau kurban merupakan panggilan hati yang terdalam, sehingga tidak layak jika dilakukan hanya setengah hati, atau dengan tujuan agar memperoleh pujian dan balasan dari orang lain. Karena yang dinilai dalam kurban tidak lain kecuali adalah ketulusan dan keikhlasan,’" katanya.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x