Retno Sudewi: Kebanyakan Pernikahan Usia Dini Sad Ending, Prof Ahmad Rofiq: Menambah Angka Kemiskinan Baru

- 7 Juni 2023, 19:36 WIB
Ketua PW DMI Jateng Prof Ahmad Rofiq foto bersama para pembicara dan moderator Seminar Antisipasi Pernikahan Usia dini di Ghradika Bhakti Praja Rabu, 7 Juni 2023
Ketua PW DMI Jateng Prof Ahmad Rofiq foto bersama para pembicara dan moderator Seminar Antisipasi Pernikahan Usia dini di Ghradika Bhakti Praja Rabu, 7 Juni 2023 /Ali A/

Baca Juga: Polisi Akan Terjunkan Tim Inavis Polda Jateng untuk Pastikan Penyebab Kebakaran Pasar Perja Banjarnegara

"Kalaupun lahir selamat, anak yang menikah di usia dini juga secara mental belum siap, emosi belum stabil, rendah tingkat pendidikannya, dan kalau terpaksa bekerja untuk mencari nafkah, statusnya adalah pekerja anak. Pada tahun 2019 memang UU Perkawinan direvisi, batas usia minimal menikah yang semula 16 tahun menjadi 19 tahun. Sayangnya, UU Perkawinan yang sudah direvisi ini kurang sosialisasi."

Menikah Dini, Yuk Dipikir Lagi?

Pembicara lain, Yuyun Affandi yang membawakan tema "Antisipasi Nikah Dini (perspektif victim)", juga menarasikan hal-hal yang mengarah pada titik bahwa intinya sebisa mungkin pernikahan usia dini dihindari.

"Pernikahan dini mengakibatkan meningkatnya perceraian dari tahun ke tahun. Data BPS di seluruh Indonesia tahun 2021 ada 447.7543 kasus perceraian, tahun 2022 terdapat 516.344 kasus perceraian atau meningkat 15,3 persen. Terbanyak Jabar: 113.643 kasus, Jatim: 102.065 kasus, Jateng: 85.412 kasus, DKI: 20.029 kasus, dll," katanya.

Baca Juga: Sedekah Subuh Akselerasi Doa Cepat Terkabul, Simak Rahasia Syekh Ali Jaber

Angka pernikahan dini di Jateng, tahun 2019 (2.049 pasangan), tahun 2020 (saat pandemi covid: 12.972 pasangan), dan tahun 2021 (13.595 pasangan).

"Menikah dini? Yuk dipikir lagi," kata Yuyun.

Tak hanya itu, pernikahan usia dini juga mengandung risiko terhadap kesehatan reproduksi. Ibu melahirkan di bawah usia 20 tahun berisiko kematian 5-7 kali lebih besar dibanding di atas usia 20 tahun.

Pernikahan dini, belum siap secara pekerjaan dan penghasilan, karena baru lulus SMP sederajat, atau tidak lulus SMA sederajat dikhawatirkan akan mengalami kesulitan ekonomi.

Halaman:

Editor: Ali A

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x