Sempat Tuai Kontroversi, Program Masak Nasi Goreng Mbak Ita Kini Dipuji Ketua ICA Jateng

- 26 November 2023, 17:06 WIB
Ketua Indonesian Chef Association (ICA) Jawa Tengah, Hendro Purwanto.
Ketua Indonesian Chef Association (ICA) Jawa Tengah, Hendro Purwanto. /(portalpekalongan.com/Dok. Pemkot Semarang)/

PORTALPEKALONGAN.COM - SEMARANG - Beberapa waktu lalu, program memasak nasi goreng yang digagas oleh Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu sempat menuai kontroversi di masyarakat.

Kini gagasan Mbak Ita sapaan akrab Hevearita itu mendapat pujian dari Indonesian Chef Association (ICA).

Gagasan itu dianggap sejalan dengan cita-cita Asosiasi Chef Indonesia dalam mengkampanyekan makanan khas Indonesia.

Ketua Indonesian Chef Association (ICA) Jawa Tengah, Hendro Purwanto mengatakan, nasi goreng tidak hanya menjadi makanan favorit dalam negeri, namun juga telah dikenal oleh dunia.

Baca Juga: 21 PTN BH Turut Hadir dalam Sidang Paripurna MSA PTN-BH di Undip, Ternyata Ini yang Dibahas

"Apa yang digagas Bu Ita itu bagus. Nasi goreng sudah diakui dunia, kami mendukung dan sangat mendorong karena Mbak Ita turut andil dalam melestarikan makanan lokal," kata Chef Hendro di sela Food, Beverage and Chef Festival di PRPP Convention Center Kota Semarang, Jumat (24/11/2023).

Menurutnya, gagasan Mbak Ita tidak hanya untuk melestarikan makanan lokal, melainkan juga sebagai upaya dalam penurunan angka stunting.

Tentu, kata Hendro, itu sejalan dengan upaya yang tengah gencar dilakukan oleh pemerintah pusat.

Terlebih lagi, Mbak Ita memiliki ide yang menarik dalam menerjemahkan program prioritas nasional tersebut.

Baca Juga: Dinkes Semarang Targetkan Program Nyamuk Wolbachia Sasar Seluruh Wilayah Tahun Depan

"Memang menjadi makanan favorit, pilihan yang tepat. Itu bisa menurunkan stunting jika nasi goreng dipadukan dengan sayur dan komposisi lainnya. Dari nilai gizi pun terdapat macam-macam bahannya, contohnya ada seafood atau daging," ujarnya.

Hendro juga menyebut tidak ada yang salah mempromosikan nasi goreng ke lingkup yang lebih kecil seperti Kota Semarang meski makanan khas rumahan itu telah diakui dunia bersama rendang dan sate.

Hal itu, kata dia, bisa disebut dengan pelestarian kearifan lokal dalam dunia kuliner.

"Kebetulan di negara-negara barat, makanan pokoknya bukan dari beras atau nasi. Namun dengan adanya makanan khas Indonesia yang mulai dikenal dunia, mungkin nantinya hotel Indonesia dan luar negeri ikut mempopulerkan nasi goreng," katanya.

"Ini mulai terangkat dengan adanya program Bu Ita soal nasi goreng tersebut, karena di Indonesia yang baru diakui selain nasi goreng juga ada rendang dan sate. Ini adalah tugas kita bersama untuk mempromosikan," ujar Chef Hendro, lagi.

Dengan demikian, pihaknya berharap, Kota Semarang di bawah kepemimpinan Mbak Ita dapat konsisten memperkenalkan makanan khas Indonesia kepada generasi penerus.

Menurutnya, generasi sekarang lebih membanggakan makanan dari luar negeri ketimbang Indonesia.

"Mungkin selain nasi goreng yang bisa diangkat adalah mangut, karena kemarin dibawa lomba tingkat internasional mandapat peringkat tiga," katanya.

Baca Juga: Pemkot Serius Upayakan Antisipasi Banjir di Kota Semarang dengan Langkah Ini

Food, Beverage and Chef Festival adalah event tahunan yang di dalamnya menyelenggarakan pameran makanan dan minuman terlengkap. Kegiatan ini digelar di PRPP Kota Semarang pada 24-26 November 2023.

Pameran ini dilakukan untuk mendukung kemajuan industri makanan dan minuman di Kota Semarang, Jawa Tengah, dan Indonesia secara umum.

Termasuk menjadi ajang pertemuan antara pelaku usaha dengan pengusaha yang bergerak pada bidang makanan dan minuman.

Seperti diketahui, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau yang disapa Mbak Ita beberapa waktu lalu menggagas program masak-masak dan lomba nasi goreng.

Banyak filosofi di dalam gagasan tersebut yaitu, pemanfaatan pertanian perkotaan, mengapresiasi nasi goreng yang terkenal hingga ke luar negeri, hingga menggerakkan ibu-ibu untuk kembali memasak di dapur seiring mudahnya memesan makanan lewat aplikasi daring.

Termasuk lewat lomba nasi goreng, selain menjadi upaya mengentaskan angka stunting juga bisa meningkatkan kerukunan dan kekompakan antarwarga.

Namun program itu sempat mendapat menuai kontroversi dari nitizen di media sosial, khususnya di Kota Semarang. Karena program tersebut dinilai kurang populis.***

Editor: Ali A

Sumber: Pemkot Semarang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x