PORTALPEKALONGAN.COM - Perang Hamas vs Israel membuat buah semangka "naik daun".
Di dunia politik, lagi viral kata The Kingmaker (Pembuat Raja atau Pembuat Pemimpin atau seseorang yang menjadikan orang lain raja/pemimpin).
Di dunia perekonomian kita ada satu kelompok yang layak dikatakan sebagai the kingmaker. Coba cek fakta berikut ini.
Data dari Badan Pusat Statistik atau BPS Jateng Oktober 2023 menyebutkan bahwa kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar -0,06 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,03 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar -0,02 persen.
Baca Juga: 20 Latihan Soal PPKN,Pancasila untuk Kelas 5 SD MI Penilaian Harian, Sumatif, PAS beserta Kunci Jawaban: Norma
Sedangkan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran tidak mengalami perubahan indeks (relatif stabil).
"Penyebab utama inflasi Oktober 2023 adalah kenaikan harga komoditas bensin, cabai merah, beras, cabai rawit, dan gula pasir," kata Tri Karjono, Statitisi Ahli Madya BPS Jateng.
Penahan utama inflasi, lanjut Tri Karjono, adalah penurunan harga komoditas telur ayam ras, daging ayam ras, bawang merah, semangka, dan minyak goreng.
"Tingkat inflasi tahun kalender Oktober 2023 sebesar 2,17 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2023 terhadap Oktober 2022) sebesar 2,81 persen."
Nah, dari data-data yang disajikan BPS Jateng itu salah satu the kingmaker adalah kelompok petani.
Baca Juga: Baim Wong Dirawat di Lorong Rumah Sakit karena UGD Penuh, Netizen: Sini Aku Rawat di Rumah
Penyebab utama inflasi Oktober 2023 adalah kenaikan harga komoditas:
1. bensin (BBM)
2. cabai merah
3. beras
4. cabai rawit
5. gula pasir
Penahan utama inflasi, adalah penurunan harga komoditas:
1. telur ayam ras
2. daging ayam ras
3. bawang merah
4. semangka
5. minyak goreng
Nah 4 dari komoditas penyebab utama inflasi adalah dari hasil petani.
1. BBM adalah hasil pengolahan di bidang industri
2. Cabai merah adalah hasil usaha pertanian
3. Beras adalah hasil usaha pertanian
4. Cabai rawit adalah hasil usaha pertanian
5. Gula pasir adalah hasil usaha pertanian tanaman tebu yang digilang jadi gula
Baca Juga: Tidur harus Benar, Keluhan Sakit Leher Sehabis Bangun Tidur Apa Penyebabnya?
Adapun 3 dari 5 komoditas penahan utama terjadinya inflasi adalah penurunan harga komoditas:
1. telur ayam ras (hasil usaha peternakan)
2. daging ayam ras (hasil usaha peternakan)
3. bawang merah (hasil usaha pertanian)
4. semangka (hasil usaha pertanian)
5. minyak goreng (hasil usaha pertanian yakni kelapa sawit yang dijadikan minyak)
Itu artinya petani adalah salah satu the kingmaker dalam tata kelola perekonomian kita.
Baca Juga: Cuaca Panas Membakar Tubuh, Hindari Pengunaan Kipas Angin Langsung, Kok Malah Ngakk Boleh
Terlebih lagi BPS Jateng juga pada Oktober 2023 merilis bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) Oktober 2023 sebesar 115,64 atau naik 2,04 persen dibanding NTP bulan sebelumnya, yakni sebesar 113,33.
Sebagaimana kita ketahui bersama NTP adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).
NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan.
NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari harga-harga produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.
Baca Juga: Makan Larut Malam Ngeri, Jangan Lakukan Jika tidak Ingin....
Nilai Tukar Petani Jawa Tengah Oktober 2023 sebesar 115,64 atau naik 2,04 persen dibanding NTP bulan sebelumnya sebesar 113,33. Kenaikan NTP disebabkan kenaikan Indeks Harga yang Diterima petani (It) sebesar 2,35 persen lebih cepat dibanding kenaikan Indeks Harga yang Dibayar petani (Ib) sebesar 0,30 persen.
Subsektor Tanaman Pangan
Tri Karjono, Statistisi Ahli madya BPS Jateng menyatakan bahwa subsektor yang mengalami kenaikan NTP adalah subsektor tanaman pangan sebesar 3,25 persen; subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,28 persen; subsektor hortikultura sebesar 0,69 persen; dan subsektor perikanan sebesar 0,02 persen.
Baca Juga: 8 Berkah yang Didapat Orang yang Memberi Makan Kucing, Mau Tahu?
"Subsektor yang mengalami penurunan NTP adalah subsektor peternakansebesar -0,96 persen," katanya.
Tri Karjono menambahkan, pada Oktober 2023, komoditas pertanian yang mengalami kenaikan harga antara lain gabah, jagung, ketela pohon, cabai rawit, cabai merah, salak, tebu, cengkeh, udang payau, kepiting laut, dan bandeng payau.
Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain kacang hijau, bawang merah, kentang, petai, wortel, tomat, tembakau telur ayam ras, ayam kampung/buras, kambing, rajungan, dan udang laut.
"Di antara 34 provinsi, kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu sebesar 2,53 persen dan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Kep. Riau yaitu sebesar -1,16 persen," jelasnya.
Baca Juga: Dorong Korban Kekerasan Seksual Berani Lapor, Mbak Ita Siapkan Metode Ini
Pada Oktober 2023, Indeks Konsumsi Rumah Tangga Perdesaan Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 0,42 persen. Hal ini disebabkan oleh kenaikan pada indeks sub kelompok pengeluaran transportasi sebesar 0,99 persen; makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,49 persen; perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,19 persen;
penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,16 persen; perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,11 persen; kesehatan sebesar 0,08 persen; perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga dan rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,05 persen.
dan pakaian dan alas kaki sebesar 0,02 persen. Sementara subkelompok yang mengalami deflasi yaitu sub kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,10 persen. Sedangkan pendidikan tidak mengalami perubahan indeks (relatif stabil).***