BANGKRUT! Inilah 4 Fakta Penyebab Kekacauan Sri Lanka akibat Krisis Ekonomi Berkepanjangan

- 19 Mei 2022, 11:20 WIB
Demo besar-besaran mahasiswa dan rakyat berhasil menggulingkan Presiden Gotabaya Rajapaksa yang mengundurkan diri, diikuti perdana menteri dan para pejabat negara.
Demo besar-besaran mahasiswa dan rakyat berhasil menggulingkan Presiden Gotabaya Rajapaksa yang mengundurkan diri, diikuti perdana menteri dan para pejabat negara. /Tangkapan layar video/BBC News

Protes atas kenaikan harga dan kelangkaan bahan kebutuhan pokok masyarakat meletus pada awal April 2022 di ibu kota Sri Lanka, Kolombo, dan menyebar ke seluruh negeri.

Baca Juga: Perkuat Moderasi Beragama, Kemenag Bendung Ekstremisme dan Terorisme hingga Dunia Internasional

Harga makanan mulai naik pada akhir 2021 , dan masyarakat sekarang membayar hingga 30% lebih mahal untuk makanan dibanding setahun lalu. Ini telah memaksa banyak orang untuk melewatkan waktu makan.

Ada juga kekurangan bahan bakar dan pemadaman listrik, serta kurangnya obat-obatan telah membawa sistem kesehatan ke ambang kehancuran.


2. Mengapa Sri Lanka mengalami krisis ekonomi?

Cadangan mata uang asing Sri Lanka hampir habis. Karena pemerintah sangat bergantung pada impor, ahirnya Sri Lanka tidak mampu lagi membayar makanan pokok dan bahan bakar.

Pemerintah menyalahkan pandemi Covid-19, yang mempengaruhi kunjungan turis asing ke Sri Lanka, salah satu penghasil mata uang asing terbesarnya. Selain itu, turis juga ketakutan sejak terjadi serangkaian serangan bom mematikan di gereja-gereja pada 2019.

Namun, banyak ahli mengatakan salah urus ekonomi yang harus disalahkan.

Baca Juga: KKN di Desa Penari Go Internasional, Wow, Tiket Cepat Terjual Habis!

3. Mengapa cadangan devisa menipis?

Halaman:

Editor: Arbian T

Sumber: BBC News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah