Karena kurban dianjurkan untuk dibagikan dalam bentuk daging mentah.
Supaya mereka yang menerimanya dapat merasaka bagaimana memasak daging dan menikmatinya.
Secara substansial, pesan penting pendistribusian daging kurban adalah, kesalehan sosial bagi hamba Allah yang berkecukupan.
Dalam perspektif sufistik, ibadah kurban, adalah penanaman jiwa, sifat dan sikap zuhud, agar seseorang tidak terpedaya dan diperbudak oleh harta.
"Seseorang yang diperbudak oleh harta, laksana orang yang minum air laut, makin banyak diminum, makin haus dan dahaga yang dirasakannya".
Atau laksana seseorang yang mengejar fatamorgana yang dari kejauhan laksana air yang menyejukkan, namun ketika dikejar, adalah hamparan hampa.
Mengakhiri renungan ini, Allah 'Azza wa Jalla menegaskan: "Lan yanâla Allaha luhûmuhâ walâ dimâuhâ wa lâkin yanâluhu t-taqwâ minkum". Artinya: "Daging-daging dan darah unta itu tidak akan mencapai (keridhaan) Allah, akan tetapi hanya ketaqwaan kalian yang mencapai keridhaan Allah". (QS. Al-Hajj:37).
Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 1 Kelas 5 Halaman 77, 79, 80, 83, 84: Pulau yang Paling Padat Penduduknya di Indonenesia
Seluruh ibadah yang menjadi inti diciptakannya manusia di muka bumi ini adalah penyeimbangan antara keshalihan ritual dan leshalihan sosial, karena kesempurnaan manusia adalah manakala ia mampu menyeimbangkan antara kebutuhan ruhani dan jasmani, kebutuhan duniawi dan ukhrawi, karena dunia hakikatnya adalah lahan untuk menyemai kebahagiaan akhirat.
Selamat ber-Idul Adha 1443 H selamat ber-Kurban, dan selamat "menyembelih" semua sifat, sikap, dan perilaku keserakahan duniawi, dan agar bisa hidup zuhud, dan menjadikan materi sebagai wasilah dan instrumen untuk meraih kebahagiaan dan kedamaian abadi di akhirat nanti. Allah a'lam bi sh-shawab.***