Catatan HUT Ke-47 Masjid Baiturrahman Semarang, Prof Ahmad Rofiq: Ibarat Manusia saat Usia Produktif

15 Desember 2021, 18:30 WIB
HUT Ke-47 Masjid Raya Baiturrahman Semarang, menurut Prof Ahmad Rofiq ibarat manusia adalah saat usia produktif. /Dok Pribadi Prof Ahmad Rofiq

PORTAL PEKALONGAN – Hari ini, Rabu 15 Desember 2021 adalah milad atau Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-47 Masjid Raya Baiturrahman Semarang.

Masjid ini mulai dibangun pada 10 Agustus 1968 dengan ditandai pemasangan tiang pancang untuk fondasi masjid sebanyak 137 buah, butuh waktu enam tahun, dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 15 Desember 1974.

Prof Dr H Ahmad Rofiq MA, Ketua II (Bidang Pendidikan) Yayasan Pusat Kajian dan Pengembangan Islam (YPKPI) Masjid Raya Baitutrahman Semarang dan Ketua Bidang Pendidikan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), serta anggota Dewan Pakar Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jawa Tengah, menyajikan sejarah Masjid Raya Baiturrahman Semarang dan tantangan yang dihadapi ke depan.

Baca Juga: Dari RSI SA ke Kampus Baru Unissula Banjarbaru, Prof Ahmad Rofiq: Ini Amanat Luar Biasa

Masjid Raya Baiturrahman Semarang semula dikelola oleh Yayasan Masjid Raya Baiturrahman, dan sekarang berubah menjadi Yayasan Pusat Kajian dan Pengembangan Islam (YPKPI) Masjid Raya Baiturrahman Semarang.

Perubahan ini karena bergabungnya Yayasan Islamic Center Manyaran Semarang, pada masa Pak H Ismail (Gubernur Jawa Tengah, 1983-1988 dan 1988-1993).

Masjid yang beralamat di Jalan Pandanaran No 126 Simpanglima Semarang ini sudah ditetapkan sebagai cagar budaya dan ikon Kota Semarang. Karena itu, meskipun ketika tulisan ini disiapkan, sedang direhab oleh pemerintah, melalui Kemen-PUPR, bentuk fisik dan arsitektur masjid, tidak dirubah. Arsitektur bentuk limasan ini, berada di atas lahan seluas 11.765 m2.

Selain sebagai pusat ibadah, pusat dakwah, penyemaian generasi milenial berhati masjid, dan kegiatan sosial lainnya. Di sebelah utaranya Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Tengah.

Baca Juga: Jelang Muktamar Ke-34, Prof Ahmad Rofiq: NU dalam Pusaran Parpol dan Kekuasaan

Guna memantapkan visi dan misi Masjid, YPKPI mengelola dua KB/TK, dua Sekolah Dasar (SD), 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 1 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Perkembangan teknologi IT, utamanya digitalisasi yang terus merangsek ke seluruh ruang, tak bisa dibatasi, masa depan negeri ini membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kedalaman ilmu dunia yang memadai, dengan berdasarkan fondasi ilmu agama dan amaliahnya secara berimbang.

Memakmurkan Umat

Jika QS At-Taubah (9): 18, menegaskan, bahwa “sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah, hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apapun) kecuali hanya kepada Allah, maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk”, maka para pendiri dan pengurus Masjid Raya Baiturrahman membentuk Yayasan dan Lembaga Pendidikan ini, dimaksudkan untuk memakmurkan umat.

Baca Juga: Prof Ahmad Rofiq: Nasihat Al-Bashri pada Umar bin Abdul Aziz

Fondasi dasar dan ilmu agama dalam berbagai pengembangan spesialisasi (takhashshush)-nya, menjadikan mereka yang berilmu, hidupnya laksana diterangi suluh dan pelita, sehingga yang benar tampak nyata, dan berusaha mengikutinya.

Dan yang salah dan buruk, tampak nyata salah dan buruknya, dan berusaha untuk menghindarinya. Tentu ini, membutuhkan komitmen, sikap istiqamah, di dalam mengendalikan diri dan menjauhi rongrongan hawa nafsu yang terus menyergap siapapun yang hatinya tidak cukup memiliki pertahanan diri yang kokoh.

Rasulullah Saw mengingatkan kita, “barang siapa membangun masjid semata karena Allah, akan membangunkan rumah baginya di surga” (Bukhari (450) dan Muslim (533).

Tentu ini apabila dikaitkan dengan sabda Rasulullah saw: “Baitii jannatii” artinya “rumahku adalah surgaku”, akan menjadi spirit dan motivasi penting, bahwa Masjid Raya Baiturrahman Semarang, melalui Lembaga Pendidikan formal, dan majlis pengajian, bahkan ada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), adalah untuk menautkan hati para jamaah kepada masjid.

Baca Juga: Era LK/GB Kemenag, Prof Ahmad Rofiq: Spirit dan Amunisi Baru Wujudkan Kualitas PTKI

Tentu ini memiliki komitmen yang tinggi dari pengurus Yayasan dan yang terlibat di dalam pengurusan masjid, untuk menyiapkan generasi muda millennial yang unggul, berakhlak mulia, memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage), berdaya saing tinggi, dan berhati masjid (rijalun qulubhum mu’allaqun bi l-masjid).

Tampaknya, Ketika nanti wajah MR Baiturrahman yang “baru” selesai Agustus 2022, perlu ada spirit dan ikhtiar baru, untuk meniru praktik Pendidikan Al-Qur’an dan Kitab Kuning dan Putih, seperti halnya model Pendidikan di Masjidil Haram Mekah dan di Masjid Nabawi Medinah.

Pendidikan tahfidh al-Qur’an dan pengajian lainnya, dilaksanakan di masjid dengan sistem halaqah dan sorogan kepada masing-masing guru atau ustadz.

Karena itu, ini layak kiranya menjadi pertimbangan pengurus untuk bisa merintis dan melaksanakannya dengan baik.

Baca Juga: Prof Ahmad Rofiq: MTQN V Korpri Siapkan Generasi Qur'ani

Riwayat dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda: “Ada tujuh orang yang akan mendapat perlindungan Allah di hari yang tidak ada perlindungan, yaitu pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dalam mengabdi kepada Allah Ta’ala, seseorang yang hatinya “digantungkan” di masjid, dua orang laki-laki yang bersaudara saling mencintai karena Allah dan berpisah juga karena Allah, seorang laki-laki yang dipanggil atau diajak oleh perempuan yang mempunyai kedudukan dan kecantikan, maka ia berkata “sungguh aku takut kepada Allah”, seorang laki-laki yang bersedekah dengan sedekah yang disembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kananya, dan seorang laki-laki yang senantiasa berdzikir kepada Allah hingga menangis dan melelehkan air matanya” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

HUT Ke-47 ibarat manusia, adalah saat usia produktif, dan memperingatinya, adalah momentum yang tepat untuk muhasabah atau introspeksi bagi pengurus, untuk melakukan evaluasi, apakah amanat sudah dilaksanakan sesuai dengan khithah pengelolaan masjid, mana yang harus ditingkatkan, termasuk jejaring, bagaimana para pemimpin – atau pejabat — di provinsi ini memiliki kepedulian dan perhatian yang patut dibanggakan. Karena setiap amanat, kelak akan dimintai pertanggungjawaban.

Baca Juga: Meneladani Rosul Saw, Prof Ahmad Rofiq: Batinnya Menyamudera, Ilmunya Mencakrawala

Selamat Ultah ke-47 Masjid Raya Baiturrahman Semarang, semoga kematangan usiamu, makin mengokohkan komitmen dan kepedulianmu memakmurkan umat, dan menyiapkan generasi millennial berhati masjid, sehingga mereka akan mampu membangun rumah mereka menjadi surga.

Amin. Allah a’lam bi sh-shawab.***

*) Prof Dr H Ahmad Rofiq MA, Ketua II (Bidang Pendidikan) Yayasan Pusat Kajian dan Pengembangan Islam (YPKPI) Masjid Raya Baitutrahman Semarang, Ketua Bidang Pendidikan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Anggota Dewan Pakar Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jawa Tengah, Guru Besar Pascasarjana UIN Walisongo Semarang, Wakil Ketua Umum MUI Provinsi Jawa Tengah, Direktur LPPOM-MUI Jawa Tengah, alumnus Madrasah Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus, Anggota Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Pusat, dan Anggota Dewan Penasehat Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Pusat.

Editor: Ali A

Tags

Terkini

Terpopuler