PORTAL PEKALONGAN - Problematika masjid di Indonesia ini cukup kompleks, mulai dari sering kehilangan barang, pintu yang terkunci dan menyulitkan orang untuk sholat hingga anak-anak kecil yang ikut orang tuanya ke masjid.
Sebenarnya anak kecil tidak masalah jika dibawa ke masjid, sebab hal itu untuk mengajarkan dan menumbuhkan kecintaan mereka terhadap masjid.
Akan tetapi kenakalan anak-anak di masjid dikhawatirkan akan mengganggu orang dewasa yang melaksanakan sholat. Alih-alih khusyuk, boleh jadi lupa rakaat sholat jika terganggu.
Baca Juga: Nasihat DMI kepada Ustadz Abdul Somad, Minta Sampaikan Ini ke Pengurus Masjid
Baca Juga: Status Barang Temuan di Masjid, Ustadz Abdul Somad: Buat Pengumuman dan Tunggu Satu Tahun
Oleh karenanya, Ustadz Abdul Somad meminta orang tua untuk memperhatikan kategori anak sebelum membawanya ke masjid.
Melansir Youtube Ustadz Abdul Somad Official, setidaknya ada tiga kategori anak kecil, di antaranya adalah sebagai berikut.
Pertama, Sobi.
Anak kecil dengan kategori sobi adalah mereka yang berusia dibawah lima tahun. Kategori ini belum mengerti apapun, tidak bisa membedakan yang mana makanan yang mana kotoran.
Oleh karena belum mengerti apa-apa, Ustadz Abdul Somad menyarankan agar anak kategori sobi tidak dibawa ke masjid.
Ada kekhawatiran terhadap usia ini, apalagi anak kategori sobi tidak mengetahui cara buang air. Nantinya dia buang air sembarangan, najis pun jadi penghalang keabsahan sholat.
Kedua, mumayyiz.
Anak kategori mumayyiz adalah mereka yang berusia rentang 5-10 tahun.
Mumayyiz sudah dapat membedakan antara api dan roti, sehingga boleh dibawa ke masjid untuk mengikuti sholat berjamaah.
Mumayyiz dapat diajarkan adab-adab di dalam masjid, sehingga bisa diminimalisir keributannya saat sholat berjamaah berlangsung.
Baca Juga: Hukum Kredit Barang Dalam Pandangan Ustadz Abdul Somad
Baca Juga: Ditanya Soal Bid’ah, Ustadz Abdul Somad: Ada Dua Jenisnya
Ketiga, amrod.
Kategori amrod adalah anak yang mendekati usia akil baligh.
Anak dengan kategori amrod bukan hanya boleh dibawa ke masjid, tetapi justru dianjurkan untuk senantiasa ke masjid.
Sebagai catatan, pengurus masjid hendaknya memaklumi tabiat anak ketika di masjid. Bahkan nabi saja mengingatkan bahaya ketika masjid tidak ada lagi suara anak-anak yang bermain atau berlompat-lompat.***