Najis Anjing Dibersihkan Menggunakan Tanah, Ustadz Abdul Somad: Bukan Primitif

28 Desember 2022, 09:14 WIB
Anjing /PORTAL PURWOKERTO /Pexels/Valeria Boltneval

 

 

PORTAL PEKALONGAN – Dalam Islam, najis menjadi penghalang seseorang untuk beribadah kepada Allah Swt. Oleh karenanya, sebelum melakukan ritual ibadah, segala bentuk najis harus disucikan terlebih dahulu.

Secara fikih, najis dikenal dengan tiga jenis, yakni najis kecil, sedang dan berat. Najis berat seperti anjing dan babi, memerlukan tata cara khusus untuk mensucikannya, yakni dengan membasuh sebanyak tujuh kali, satu di antaranya adalah tanah.

Banyak yang bingung mengenai hal tersebut, bukankah deterjen dan sabun jauh lebih bersih, wangi dan higenis daripada tanah yang kelihatan kotor dan primitif.

Berdasarkan hal itu, Ustadz Abdul Somad memberikan alasan diberlakukannya ajaran mensucikan najis anjing dengan tanah.

Baca Juga: Hati-Hati! Ustadz Abdul Somad Sampaikan 7 Larangan Wanita Saat Haid Dalam Fikih

Baca Juga: Suami Nikah Lagi Tanpa Izin Istri, UAS: Secara Fikih Itu Sah

Sebelumnya, pastilah ajaran yang dibawakan oleh Nabi Muhammad Saw mengandung hikmah dan kebaikan. Tidak mungkin nabi mengajarkan kepada umatnya sesuatu yang tidak membawa manfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Dilansir dari Youtube Petuah Satu Menit, dai berdarah Melayu Riau ini berikan jawaban ilmiah terkait permasalahan tanah sebagai alat bersuci dari najis berat.

“Ternyata, bakteri yang ada di dalam air liurnya itu tidak mati dengan deterjen, sabun dan sampo. Dia hanya mati dengan bakteri yang ada dalam tanah,” kata UAS, sapaan akrab Ustadz Abdul Somad.

UAS merujuk pada hasil penelitian bahwa bakteri yang ada dalam air liur anjing hanya dapat dihilangkan dengan bakteri yang terkandung dalam tanah.

Oleh karenanya, Nabi Muhammad Saw melalui wahyu dari Allah Swt mengajarkan umatnya untuk membersihkan najis berat seperti liur anjing dengan mencampur tanah di salah satu dari tujuh basuhan air.

Sebenarnya, tanpa dilakukan penelitian ilmiah pun ajaran Islam sudah benar dan mengandung banyak manfaat. Penelitian-penelitian itu hanya akan memperkuat kebenaran yang nyata.

“Sudah diteliti oleh pakar Mukjizat Al-Quran dan Hadits di Paris, Prancis. Saya mendengar ceramah ini di Kairo, tahun 1999 sebagai mahasiswa semester 3,” tutup UAS.

Baca Juga: Ustadz Abdul Somad Sebutkan 2 Pendapat Terkait Hukum Menggunakan Sutrah Dalam Sholat

Baca Juga: Hati-Hati! Ustadz Abdul Somad Ingatkan Sholat Bisa Batal Jika Imam Seperti Ini

Semakin maju suatu zaman, penelitian yang termutakhir akan membuktikan satu demi satu kebenaran ajaran Nabi Muhammad Saw.***

Editor: Alvin Arifin

Sumber: YouTube Petuah Satu Menit

Tags

Terkini

Terpopuler