Ini 3 Amalan yang Dianjurkan di Hari Tasyriq, Prof Ahmad Rofiq: Perbanyak Takbir dan Dzikir

30 Juni 2023, 08:15 WIB
Prof Ahmad Rofiq /Ali A/


Oleh: Ahmad Rofiq*)


PORTAL PEKALONGAN - Marilah kita terus mensyukuri anugrah dan karunia Allah, berupa nikmat iman, Islam, dan ketaqwaan. Semoga kita mampu meningkatkan dan merawatnya hingga akhir hayat kita.

Shalawat dan salam mari kita lantunkan pada Baginda Rasulullah Muhammad saw, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya, semoga kita kelak mendapat syafaat beliau. Amin.


Saudaraku, Allah memberi kesempatan kita waktu untuk menyembelih hewan kurban selama empat hari, pertama, di hari Idul Adha, dan tiga hari di hari tasyriq. Semuanya disebut ayyamun nahr (hari penyembeihan).

Baca Juga: Prof Mahfud MD: MAJT Inklusif Bukan Hanya secara Sosial Politik tetapi Juga Secara Ekonomi

Allah berfirman: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. (2) Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. (3) Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus”.

Baca Juga: Idul Adha Buat Sate tanpa Tusuk? Sate Goreng Kambing Tak Kalah Enak dan Sedap


Ibadah kurban merupakan wujud syukur dan bukti nyata ketaqwaan kita, dalam bentuk ibadah sosial, yakni menyisihkan sebagian dari rizqi yang kita terima, dengan menyembelih seekor kambingatau domba, atau sapi atau unta untuk disembelih dan dibagikan secara mentah kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan.

Baca Juga: Spesial Idul Adha, Resep Bakso Sapi Kenyal, Dijamin Keluarga Suka

Bagi yang mampu, kurban adalah kewajiban, yang apabila tidak dilaksanakan, maka berakibat seakan menafikan ibadah ritual kita. Rasulullah saw mengingatkan: “Barangsiapa memiliki kemampuan/kelonggaran, dia tidak berkorban, maka janganlah mendekati tempat shalat kami” (Riwayat Ibnu Majah).

Namun di sisi lain Allah ‘Azza wa Jalla juga menegaskan: “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”.


Saudara-saudara kita para jamaah haji, di hari tasyriq ini, mereka diwajibkan menginap di Mina dan melempar jamarat selama dua hari bagi yang mengambil nafar awal, dan tiga hari bagi yang memilih nafar tsani.

Baca Juga: Idul Adha Nikmati Sop Iga Sapi Segar, Rahasianya pada Kuah Caranya...

Allah Ta’ala berfirman: “Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, maka tiada dosa baginya. Dan barangsiapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya, bagi orang yang bertakwa. Dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya” (QS. Al-Baqarah (2): 203).


Apa itu Hari Tasyrik, lalu apa keutamaan dan amalannya? Hari Tasyrik secara bahasa merujuk pada kata tasyriq yang artinya penghadapan ke arah timur (arah sinar matahari). Tetapi Hari Tasyrik biasanya merujuk pada tiga hari setelah Hari Nahar (10 Dzulhijah). Tiga hari tersebut jatuh pada tanggal 11, 12, 13 Zulhijah. Pada hari-hari tersebut umat Islam diperkenankan menyembelih hewan kurbannya.

Baca Juga: Marie Kondo Kenalkan Metode KonMari, 5 Trik Membereskan Rumah yang Bisa Berefek Bahagia


Hal senada dikatakan Imam An-Nawawi dalam kitab "Al-Minhaj, Syarah Shahih Muslim Ibnil Hajjaj". "Tiga hari itu dinamai demikian karena orang-orang menjemur daging kurban di waktu tersebut, yaitu mendendeng dan menghampar daging pada terik matahari,” ujarnya. Menurut Imam Nawawi, hari Tasyrik adalah sebutan bagi tiga hari (11, 12, 13 Zulhijjah) setelah hari nahar (10 Zulhijah).


Syaikh Dzun Nun Al-Mishri dalam kitab Hilyatul Auliya’ wa Thabaqat al-Ashfiya mengungkapkan rahasia mengenai larangan puasa pada hari tasyrik yaitu karena umat Islam saat itu menjadi tamu-tamu Allah, maka tidak sepatutnya bagi seorang tamu berpuasa ketika sedang bertamu.


Ada amalan-amalan penting di hari tasyriq, pertama, memperbanyak takbir. Imam Bukhari meriwayatkan hadits perihal amal pada Hari Tasyrik. Ia mengutip dari Ibnu Abbas ra. perihal perintah zikir pada hari-hari tertentu yang dipahami sebagai Hari Tasyrik: “Ibnu Abbas ra. mengatakan, ‘Sebutlah nama Allah (zikirlah) pada hari tertentu,’ (Surat Al-Baqarah ayat 203). ‘Hari 10 dan hari-hari tertentu adalah Hari Tasyrik.’ Sahabat Ibnu Umar dan Abu Hurairah ra. keluar ke pasar pada hari 10 sambil bertakbir. Orang-orang pun ikut bertakbir karena takbir keduanya. Muhammad bin Ali juga bertakbir setelah shalat sunnah” (HR Bukhari).

Baca Juga: Resep Rolade Daging, Menu Idul Adha Cocok untuk Ide Frozen Food


Kedua, Memperbanyak dzikir, "Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang". Yang dimaksud hari yang berbilang pada ayat di atas adalah hari-hari Tasyrik sebagaimana dalam Tafsir Jalalain. Mengenai anjuran memperbanyak dzikir di hari tasyrik, Ibnu Hajar Al-Asqalani menjelaskan mengutip riwayat hadis yang menganjurkan umat Islam untuk membaca tahlil, tahmid, dan takbir. Pada riwayat Ibnu Umar ada tambahan kalimat di akhir, “perbanyaklah tahlil, tahmid, dan takbir pada Hari Tasyrik.”


Ketiga, Memperbanyak amal. Ibn Hajar Al-Asqalani mengutip pendapat Ibnu Abi Jamrah. Menurutnya, Islam tidak menentukan amal atau zikir tertentu pada Hari Tasyrik. Menurutnya, amal apapun asal dilakukan pada Hari Tasyrik tetap lebih utama daripada amal yang sama di luar Hari Tasyrik. “Ibnu Abi Jamrah mengatakan, ‘Hadits ini menunjukkan bahwa amal apapun pada Hari Tasyrik lebih utama daripada amal yang sama di luar Hari Tasyrik,’” (Al-Asqalani, 2004 M - 1424 H: II - 527).


Jika saudara-saudara kita yang sudah dibersihkan semua dosa-dosanya saat wuquf di Arafah, mereka diwajibkan melempar Jamrah ‘aqabah di tanggal 10 Dzulhijjah, dan Jamarat (Ula, Wustha, dan ‘Aqabah) di hari tasyriq, adalah merupakan simbol bahwa godaan syaithan akan terus tetap hadir, karena itu, kita musti menyiapkan piranti untuk melempar syaithan terkutuk itu, di hari-hari taysriq tersebut, dan bahkan di setiap saat dengan menjaga keistiqamahan iman dan taqwa kita, perbanyak dzikir dan amal shalih, agar Allah melindungi kita semua.


Demikian renungan ini, kita bisa memaksimalkan amalan di hari tasyriq ini. Amin. Allah a’lam bi sh-shawab.

*)Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, MA., Direktur LPH-LPPOM-MUI Jawa Tengah, Ketua Pimpinan Wilayah Dewan Masjid Indonesia (PW-DMI) Jawa Tengah (2022-2027), Guru Besar UIN Walisongo Semarang, Ketua Dewan Pengawas Syariah (DPS) Rumah Sakit Islam-Sultan Agung Semarang, Koordinator Wilayah Indonesia Tengah PP Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Anggota DPS BPRS Bina Finansia Semarang, Ketua DPS BPRS Kedung Arto Semarang, dan Pengurus Harian Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Pusat.***

Editor: Ali A

Sumber: Prof Ahmad Rofiq

Tags

Terkini

Terpopuler