MES dan Tantangan Membangun Santripreneur Ekonomi Syariah

- 20 Februari 2022, 09:39 WIB
Prof Ahmad Rofiq
Prof Ahmad Rofiq /


PORTAL PEKALONGAN - Ketua Umum Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) H Erick Thohir, yang juga Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI, menegaskan bahwa sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi industri halal yang sangat besar.

"Saya meyakini, dari pesantren akan muncul wirausahawan yang dapat mengembangkan industri halal Indonesia. Saya berharap para santri siap mengembangkan diri secara mandiri dengan membentuk usaha kreatif atau UMKM dalam Pondok Pesantren," ungkap Erick Tohir (Malang, 17/2/2022).

Koordinator Wilayah Indonesia Tengah Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Pusat, dan anggota Dewan Penasehat Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) Pusat, Prof Dr H Ahmad Rofiq MA mengapresiasi statemen Erick Thohir, tokoh muda energik yang dinilai berkinerja baik di hadapan para santri.

Baca Juga: Tanggapi Kasus Wadas, Prof Ahmad Rofiq Ungkapkan 'Cadas Keadilan' dan Kisah Raja Midas

"Ini perlu dimaknai secara lebih jernih, menginspirasi, mengungkit mentalitas santri dan pimpinan pesantren untuk membangun budaya kewirausahaan santri. Dalam bahasa milenialnya, santripreneur. Ini tentu menjadi tantangan (challenges) tersendiri bagi para santri untuk memulai kegiatan usaha di lingkungan pondok pesantren," ungkap Prof Ahmad Rofiq.

Menurut Prof Ahmad Rofiq, sebagian besar pesantren sudah melakukannya, namun sepenuhnya milik pesantren. Para kyai membekali para santrinya dengan keterampilan dan kompetensi kewirausahaan sebagai bekal setelah selesai nyantri, namun yang utama adalah tafaqquh fi d-din atau mendalami ilmu agama.

Sementara itu, Bank Indonesia sudah lama menginisiasi pembentukan santripreneur melalui wadah Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren), guna mendorong penguatan program holding bisnis untuk mendukung pengembangan ekonomi pesantren.

Baca Juga: Prof Ahmad Rofiq: Selain menjadi Pusat Ibadah, Masjid Harus Dimakmurkan dan Memakmurkan Jamaahnya

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, jumlah pesantren yang lebih dari 28.000 pesantren, memiliki peran penting dalam ekosistem mata rantai ekonomi halal di Indonesia. Untuk itu, program pengembangan yang mendukung unit-unit usaha pensantren secara berkesinambungan perlu didorong, sehingga bisa menunjang pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan pesantren. (Maria Elena, Finansial.bisnis.com).

Prof Ahmad Rofiq menambahkan, term “santri” akan terus melekat pada diri santri, apalagi jika berhadapan dengan kyainya yang dulu mengejawantah dirinya, dari sosok calon santri hingga menjadi santri yang sudah memimpin pondok pesantren atau yang berkarir di berbagai jabatan organisasi kemasyatakatan maupun di partai politik, atau wirausahawan (entrepreneur) lainnya.

Halaman:

Editor: Arbian T


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x