Renungan Israk Mikraj Nabi Muhammad Saw, Prof Ahmad Rofiq: Ada Apa dengan Shalat Kita?

- 28 Februari 2022, 09:38 WIB
Prof Ahmad Rofiq
Prof Ahmad Rofiq /Dok pribadi

Pertanyaannya adalah, apakah shalat yang kita laksanakan dari waktu ke waktu, sudah benar kita tegakkan dengan kesungguhan dan ketulusan, sehingga mampu menghadirkan makna shalat yang sesungguhnya dan membawa limpahan keberkahan? Ataukah shalat kita masih sebatas “basa-basi” untuk sekadar menggugurkan kewajiban ritual kita kepada Allah?

Apakah shalat yang kita kerjakan sudah mampu mencegah dan menjauhkan diri kita dari perbuatan yang tak pantas dan bertentangan dengan ketidakpatutan atau bahkan perbuatan yang keji dan munkar?

Mengapa di negeri kita Indonesia yang sangat kaya sumber daya alam, yang seharusnya dapat membawa masyarakat yang adil dan makmur, namun ternyata masih banyak warga yang hidup dalam gelimang kemiskinan? Mengapa banyak yang terus mempertahankan jabatannya, demi dalih mengabdi kepada umat dan masyarakat? Bahkan tidak sungkan-sungkan untuk mengondisikan supaya, posisinya tetap aman? Mengapa ada pimpinan yang mengusulkan untuk melanggar konstitusi, dengan dalih rakyat menghendakinya?

Baca Juga: Renungan Awal Tahun Baru 2022, Prof Ahmad Rofiq: Fokus Berbuat Baik Mencari Ridha Allah Swt

Mengapa masih banyak terjadi perbuatan keji dan mungkar? Mengapa masih banyak pejabat dan tokoh yang sudah menyadang jabatan dan kekuasaan, masih senang menebar fitnah, ghibah, dan tajassus?

Mengapa pula banyak oknum pejabat yang muslim, melakukan korupsi dan bahkan banyak di antara mereka terkena OTT KPK? Banyak juga mereka yang secara keilmuan, adalah termasuk berilmu agama yang cukup atau bahkan ulama? Tetapi mereka masih banyak didera oleh sindrom hubbul jah wal mal? Bahkan jabatan itupun yang seharusnya sudah tidak sepatutnya dipertahankan, masih ingin saja didapatkannya?

Mengapa di negeri ini, banyak kelompok radikal, yang ingin memaksakan kehendaknya, dan menganggap negara ini thaghut? menjadi darurat narkoba? Itupun tiap hari masih terus dipasok oleh barang haram yang siap menghabisi generasi muda kita?

Mengapa kehidupan politik di negeri ini, yang seharusnya menjadi instrumen atau alat untuk menjalankan amanah demi tegaknya keadilan dan kemakmuran, justru menjadi tontonan yang banyak sekali memberi pelajaran yang “kurang mendidik” generasi muda kita? Mengapa sebagian oknum pejabat dan aparat penegak hukum kita seakan lebih mementingkan urusan politik, katimbang menegakkan hukum secara adil?

Baca Juga: Catatan HUT Ke-47 Masjid Baiturrahman Semarang, Prof Ahmad Rofiq: Ibarat Manusia saat Usia Produktif

Sahabat Ibnu Abbas ra meriwayatkan, bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa shalatnya tidak mampu mencegahnya dari berbuat keji dan munkar, maka tidaklah (berarti) shalat itu baginya”. Dalam makna yang sama atas Firman Allah Swt: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Ankabut: 45). Senyampang kita masih di bulan Rajab, mari kita buka mata hati, fikiran, dan perasaan kita, untuk melakukan evaluasi dan muhasabah apakah kita sudah mampu memahami dan mengimplementasikan nilai dan makna shalat kita dalam kehidupan kita sehari-hari?

Halaman:

Editor: Arbian T


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah