Istilah moderat ini menurutnya tidak dipersempit hanya pada urusan kerukunan umat beragama dan pengendalian akidah, akan tetapi juga menjangkau permasalahan sosial-ekonomi di kalangan umat Islam.
Baca Juga: Metode Baru Penurun Berat Badan Gratis, Namanya Water Fasting, Apaan Tuh?
Dalam hal ini MUI menyiapkan diri menjadi payung besar bagi seluruh umat Islam Indonesia. Payung yang senantiasa memberi keteduhan dikala panas, menjadi tempat berlindung dari hujan serta memberi kedamaian dan ketenangan dalam segala kondisi.
Sikap MUI yang akomodatif terhadap segala kepentingan menjadikan MUI mantap berpijak sebagai lembaga yang patut menjadi teladan. MUI sangat berbakti untuk Islam tidak membedakan suku, jenis kelamin, aliran dan paham keagamaan dalam memberikan pelayanan.
Kepiawaian dalam menanggani berbagai masalah bukan berarti mulus tanpa hambatan. Rumor pembubaran MUI yang menyesatkan dan tidak masuk akal, menjadi cambuk bahwa kiprahnya tak bisa dihentikan oleh siapapun.
Justru MUI bangkit dan tetap pada visi dan misinya untuk melayani umat. Dengan segala upaya tetap meyakinkan masyarakat dan pemerintah untuk tetap eksis mendampingi umat untuk terhindar dari perpecahan dan adu domba.
Berbagai pengalaman yang dialami MUI sudah sepantasnya di Milad ke-48 ini patut menancapkan eksistensi, kiprah dan pengabdiannya di masyarakat.
Baca Juga: Minum Teh Hijau harus Disaat yang Tepat, Hindari Kondisi ini
Bukti MUI telah menorehkan partisipasinya selama 48 tahun ini tak perlu diragukan. Sebagai payung besar pun dalam segala permasalahan umat menjadi tonggak sejarah yang tidak bisa digantikan oleh apapun.