Berharap KCI Akhiri Impor Kereta Bekas, Pakar Transportasi Djoko Setijowarno Sampaikan Alasannya

- 6 Maret 2023, 15:35 WIB
Skenario efisiensi PSO KRL Commuter Line.
Skenario efisiensi PSO KRL Commuter Line. /MTI Pusat/



PORTAL PEKALONGAN - Pakar transportasi Djoko Setijowarno mengungkapkan, memproduksi sendiri sarana perkeretaapian memang mahal di awal, namun lebih murah pada perawatan yang akhirnya bangsa sendiri bisa mandiri.

"Pengguna KRL Commuter Line diedukasi, sehingga tarif bisa naik. Pemerintah memperhatikan tambahan subsidi agar operator perkeretapian bisa mengoperasikan dan melayani dengan optimal," kata akademisi dari Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata Semarang itu.
.
Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada peresmian pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVII Hipmi tahun 2021, pada Jumat 5 Mei 2021, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, menyampaikan kepada kementerian dan lembaga, kepada BUMN (Badan Usaha Milik Negara), semua BUMN untuk memperbesar TKDN (Tingkat Komponen dalam Negeri).

Baca Juga: Bergegas Benahi Transportasi Umum di Bodetabek, Djoko Setijowarno: KRL Commuter Line Belum Mampu Mereduksi...

"Jangan sampai proyek-proyek pemerintah, proyeknya BUMN masih memakai barang-barang impor. Kalau itu bisa dikunci, itu akan menaikkan sebuah permintaan produk dalam negeri yang tidak kecil," pinta Jokowi.

Djoko mendukung permintaan Jokowi itu. Sikap cinta Tanah Air bisa ditunjukkan dengan mencintai produk dalam negeri. Artinya saat kita menggunakan produk buatan Indonesia, hal ini memperlihatkan bahwa kita bangga dan mencintai tanah air. Mencintai produk dalam negeri berarti membeli, menggunakan, dan memanfaatkan produk buatan perusahaan atau kelompok usaha lokal Indonesia.

Sementara itu, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Commuter atau Kereta Commuter Indonesia (KCI) merencanakan pengadaan kereta bukan baru atau kereta bekas untuk mengganti kereta yang dikonservasi atau dipensiunkan pada 2023.

Rencana mengimpor kereta bekas dari Jepang itu sudah disetujui Kementerian Perhubungan, namun belum mendapat persetujuan Kementerian Perindustrian. Kementerian Perindustrian menghendaki tidak impor kereta bekas, tetapi memproduksi sendiri di PT Inka.

Penggunaan sarana KRL bekas sudah dimulai sejak 23 tahun yang lalu. Selama itu pula, PT KAI/PT KCJ/PT KCI belum pernah membeli atau investasi sarana KRL yang baru sendiri untuk satu rangkaian (trainset) pun.

Selama masa itu, ada sarana KRL baru buatan PT Inka, yakni pinjaman (loan) dari KFW (Jerman), yang dibeli oleh negara melalui Kementerian Perhubungan dan saat ini dioperasikan PT KCI untuk KRL di lintas Yogyakarta-Solo.

Dengan melihat situasi dan kondisi PT Inka, ada baiknya dibuat seperti programsandwich. Jika kebutuhan PT KCI 10 rangkaian (trainset) per tahun, maka diadakan sarana KRL bekas sebanyak 8 rangkaian, kemudan PT Inka diberikan porsi buat dua rangkaian baru.Dan perbandingan ini makin lama komposisi barunya dapat ditambah bertambah. Sementara pembelian kereta bekas dikurangi. Pasalnya, PT Inka pun juga tidak akan bisa memenuhi kebutuhan, misalnya 10 rangkaian dalam setahunnya. Karena masa produksi memerlukan waktu yang cukup.

Halaman:

Editor: Ali A


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x