Tidak hanya itu, kedua mata Nabi Syam'un juga dibutakan, Mereka ingin Nabi Syam'un mati secara perlahan-lahan dan mengenaskan. Sematara Istrinya yang pengkhianat juga ikut pula menyaksikan tanpa sedikit pun ada rasa menyesalan dan belas kasihan di wajahnya.
Pertolongan Allah
Melihat Kekasih-Nya disiksa dan dianiaya, Allah Swt tidak terima dan menanyakan kepada Nabi Syam'un: “Wahai Syam’un! Apa yang engkau inginkan, Aku akan membalas mereka.”
Nabi Syam'un menjawab, “Ya Allah, berikanlah kekuatan kepadaku hingga aku mampu menggerakkan dan merobohaan tiang istana ini biar menimpa mereka semua".
Dengan seizin Allahۢ Swt, tiang-tiang istana itu runtuh sekitaka menipa mereka semua termasuk istri Nabi Syam'un yang durhaka ikut terkubur didalamnya.
Dalam peristiwan itu hanya tersisa Nabi Syam’un yang selamat dan Allah Swt mengembalikan seluruh anggota badan yang telah terpotong dan menyembuhkan segala sakitnya.
Kemudian setelah tragedi itu Nabi Syam’un menyibukkan diri dalam beribadah kepada Allah selama 1000 bualn. Malam hari digunakan qiyamul lail dan siangnya berpuasa sembari berjuang menumpas semua kebatilan hingga akhirnya beliau menutup mata dengan syahid fi sabillah".
Setelah mendengar kisah Nabi Syam’un, para sahabat Nabi Saw menangis haru bercucuran air mata dan bertanya:
“Ya Rasullulah, tahukah Baginda akan pahalanya?”