Jika sholat asal gerak dan tidak ada tumakninah, jangankan sempurna, benar pun tidak.
Saat hendak rukuk, gerakan dilakukan perlahan dan difokuskan pada titik tertentu, yakni tangan menahan pada kedua lutut, sementara badan lurus membentuk sudut sekitar 90 derajat.
Memastikan lurusnya badan adalah apabila diletakkan wadah di atasnya, maka wadah itu tidak jatuh atau tumpah.
Begitu pula gerakan bangkit setelah rukuk, dilakukan perlahan dan menyesuaikan posisi badan yang berdiri tegak.
Kemudian melanjutkan sujud dengan meletakkan kedua telapak tangan, kedua lutut, kedua jari kaki dan tidak lupa pula kening untuk menempel pada lantai. Ketujuh yang disebutkan tadi adalah anggota sujud yang wajib ada dan terkena tempat bersujud.
Semua gerakan sholat harus dilakukan secara perlahan untuk mendapatkan esensi sholat, bukan sekadar menggugurkan kewajiban.
Baca Juga: Ustadz Abdul Somad: Jangan Salahkan Zaman
2. Tempo
Makna tumakninah yang selanjutnya adalah tempo atau jeda waktu antar gerakan. Sebaiknya jeda itu diisi dengan membaca bacaan tasbih.
Kadar paling sedikit membaca tasbih adalah sekali membaca subhanallah. Hal yang demikian sudah dianggap memenuhi satu rukun sholat, yakni tumakninah.