Berbeda dengan umat Nasrani yang sudah kelewat fatal dalam mencintai Isa. Mereka menyanjung Nabi Isa sampai menasbihkannya sebagai tuhan, sementara orang Yahudi yang kelewat benci dengan Nabi Isa, menuduhnya sebagai anak hasil zina.
Penegasan seerupa juga tertuang dalam salah satu bait Qasidah Burdah yang ditulis oleh Imam Al-Bushiri, yang berbunyi
دَعْ مَا ادَّعَتهُ النَّصَارَى في نَبِيِّهِمُ * وَاحْكُمْ بِمَا شِئْتَ مَدْحًا فِيْهِ وَاحْتَكِمِ
Artinya: “Tinggalkanlah olehmu apa-apa yang disangkakan oleh orang Nasrani. Tak mengapa kamu memuji Nabi secara berlebihan, tapi tinggalkanlah tradisi yang dilakukan orang Nasrani.” Tandas Gus Baha.
Baca Juga: Habib Ja'far: Utamanya Rezeki itu Bukan Harta, Melainkan Ini
Sedalam-dalam cintanya umat muslim menyanjung Nabi Muhammad, tidak akan terjebak sampai mendududkan Rasulullah setingkat dan sederajat dengan Allah Swt. karena itu bukti cinta secara proporsional dan tau mendudukkan posisi, siapa Tuhan dan siapa Nabi.
Inilah berkah sholawat. Ia tidak sekadar bukti cinta dan takzim. Melainkan penjaga tauhid yang menyelamatkan kita di hari kiamat kelak.