PORTAL PEKALONGAN - Tarian Hudoq merupakan tarian yang biasa dibawakan secara berkelompok, tarian ini berasal dari Kalimantan yang kerap ditampilkan oleh masyarakat suku dayak sebagai pengisi acara-acara besar berbagai daerah di Kalimantan.
Tarian Hudoq ini sangat menjadi sorotan bagi masyarakat pendatang juga para pengunjung yang ikut menyaksikan penampilan tari Hudoq, karena dilihat dari pernak-pernik yang dikenakan oleh para penari Hudoq ini sangatlah unik.
Para penonton tari Hudoq tidak dapat melihat wajah asli para penari, karena penari Hudoq menggunakan topeng kayu dengan berbagai macam karakter wajah, ditambah dengan bagian tubuh penari yang terbungkus oleh daun pisang.
Baca Juga: Kagama Buka Desa Inklusi Se-Kalimantan Raya, Ganjar Pranowo: Teruskan dan Gelindingkan
Portalpekalongan.com mewawancarai penari Hudoq asal Kalimantan Timur, yang sudah menari Hudoq sejak tahun 2013 hingga sekarang, Yovianus Hejaeng Jiu pada Kamis 24 Maret 2022.
Yovianus mengungkapkan bahwa dirinya sudah memiliki keinginan dalam menari Hudoq sejak berusia 13 tahun, hingga akhirnya terwujud di tahun 2013 silam yang sampai saat ini masih menjadi penari Hudoq.
Karena keinginannya agar dapat melestarikan seni, budaya, serta adat istiadat, membuat Yovianus menjadi penari Hudoq sampai saat ini.
Di Provinsi Kalimantan Timur, Yovianus Hejaeng Jiu telah membawakan tarian Hudoq di berbagai kabupaten/kota seperti Kabupaten Kutai Timur dan Kutai Barat, Kota Samarinda dan Tenggarong.
Baca Juga: Viral! Inilah Profil Edy Mulyadi Dianggap Menghina Kalimantan: Pembuangan Jin dan Anak!
Selain membawakan tarian Hudoq di Kalimantan Timur, Yovianus mengatakan bahwa dia juga pernah membawakan tarian Hudoq di luar kota yaitu di Taman Mini Indonesia, Jakarta.
Karena kerap membawakan tarian Hudoq, Yovianus ungkap persiapan yang dilakukannya sebelum menari.
"Persiapan dimulai dari menyiapkan 10-15 lembar daun pisang yang kemudian akan diris-iris namun tidak sampai terpotong, lalu dirangkai menjadi baju yang akan dikenakan oleh penari Hudoq tersebut," kata Yovi.
Dilanjut dengan merangkai baju dengan cara menyambung 2-3 lembar daun pisang yang sudah diiris-iris, kemudian disusun hingga lebih kurang 5 susun daun pisang yang telah terpisah dengan tangkainya.
"Susunan ini tidak harus 5 susun, tergantung dari selera dan rasa nyaman dari penarinya," jelas Yovi.
Selain pakaian Hudoq yang berbahan daun pisang, penari Hudoq juga mengenakan topeng yang dibuat dengan bahan kayu serta memiliki ukiran wajah yang bermacam-macam.
Pakaian luar dan topeng yang dikenakan oleh penari Hudoq ini sangat menarik perhatian masyarakat, karena bahan yang digunakan terlihat cukup unik.
Selain pakaian dan topeng Hudoq yang dapat terlihat sangat jelas oleh penonton, penari Hudoq juga mengenakan pernak-pernik lain yang jarang dilihat oleh penonton, seperti :
- Leboung (topi) merupakan anyaman rotan yang membentuk seperti topi.
- Bulu burung enggang yang terletak di atas kepala penari. Pada topi penari terdapat celah kacil yang dirangkai secara khusus sebagai tempat menancapnya bulu burung enggang.
- Keltoq yaitu kain yang diikat melingkar pada bagian kepala di topeng Hudoq.
- Kendeah yaitu rompi yang dikenakan oleh penari Hudoq.
- Semek yaitu penutup bokong penari yang berbahan dasar rotan.
- Keweing atau cancut yaitu kain dengan panjang lebih kurang 8 meter yang digunakan sebagai penutup di daerah kemaluan penari.
- Kauq atau mandau yaitu senjata tradisional asal Kalimantan yang menyerupai pedang.
Baca Juga: Pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur, Direncanakan Mulai Semester I 2024
Demikian persiapan dan pernak-pernik yang disiapkan sebelum menampilkan tarian Hudoq, persiapan dari pernak-pernik Hudoq ini membutuhkan banyak waktu.
Karena proses persiapan pernak-pernik penari Hudoq tidak sedikit, para penari yang akan menampilkan tarian Hudoq akan terlihat sibuk membuat pakaian Hudoq serta menyiapkan pernak-pernik lainnya sejak 2 hari sebelum tampil.***