Network
PORTAL PEKALONGAN – Problematika akhir tahun tidak pernah lepas dari perbedaan pendapat mengenai ucapan selamat natal.
Sebagian umat Islam mengucapkan selamat natal kepada mereka yang merayakannya. Alasannya adalah bentuk sikap toleransi yang telah digaungkan oleh tokoh-tokoh bangsa. Mengucapkan selamat natal menjadi upaya untuk membangun kerukunan antar umat beragama.
Namun, beda halnya pendapat yang dikemukakan oleh dai asal Pekanbaru, Ustadz Abdul Somad. Ustadz alumni Al-Azhar, Kairo, Mesir ini mengambil sikap tegas terkait ucapan selamat natal yang diperuntukkan kepada umat Kristiani.
Baca Juga: Ustadz Abdul Somad Jelaskan Hukum Main Lempar Gelang di Pasar Malam
Baca Juga: Hukum Musik Dalam Islam, Ustadz Abdul Somad: Tidak Ada Alat Musik Syariah
“Orang yang mengucapkan selamat natal, maka dia sudah mengakui 3 hal, pertama mengakui bahwa Isa anak Tuhan, yang kedua mengakui Isa lahir 25 Desember, yang ketiga mengakui Isa mati dipalang salib,” tegas Ustadz Abdul Somad alias UAS, seperti yang dilansir dari Youtube Mustami’ Media.
UAS menuturkan bahwa mengucapkan selamat natal itu dilarang sebab akan mengakibatkan umat Islam mengakui tiga hal tersebut. Sehingga saat 25 Desember nanti, sebagai muslim hendaknya tidak mengucapkan selamat natal kepada mereka yang merayakannya.
Ucapan yang dianggap sepele, ternyata membawa dampak yang panjang, dalam dan penuh konsekuensi bagi umat Islam.
Perbedaan sikap antara pemahaman Islam dan Kristen terhadap Nabi Isa as memberikan jarak bagi penganutnya. Islam meyakini bahwa Isa adalah seorang nabi utusan Allah Swt yang wajib diimani, sementara Kristen percaya bahwa Isa adalah anak dari Tuhan.
“Ketiga-tiganya ini dibantah oleh Al-Quran,” lanjut UAS.
UAS mengatakan keyakinan umat Kristiani terhadap Nabi Isa as itu terbantahkan oleh Al-Quran.
Baca Juga: Ustadz Abdul Somad Jelaskan Makna Tumakninah, Termasuk dalam Rukun Sholat
Baca Juga: Sholawat Kepada Nabi Ibrahim dalam Sholat, Ini Dua Alasannya dari Ustadz Abdul Somad
Oleh karenanya, umat Islam yang mengucapkan selamat natal dikhawatirkan berpeluang terjebak dalam ketiga pengakuan tersebut, yakni Isa sebagai anak Tuhan, Isa lahir pada 25 Desember, serta Isa mati dipalang salib.***
