Pengakuan Bunga Korban Predator Anak Herry Wirawan, Takut hingga Tak Berani Keluar Rumah

12 Desember 2021, 10:46 WIB
Ilustrasi anak korban predator anak ketakutan perlu dapat perlindungan. /Freepik

 

PORTAL PEKALONGAN - Kejahatan seksual tengah menjadi sorotan di Tanah Air. Saat ini viral diberitakan di media sosial, terbongkarnya kasus pemerkosaan berujung melahirkan anak di sebuah pesantren di Kabupaten Garu, Jawa Baratt. Seorang guru ngaji yang ternyata seorang predator anak, Herry Wirawan tega menyetubuhi anak didiknya dengan dalih harus taat dengan gurunya.

Menurut Informasi yang dilansir Portalpekalongan.com melalui postingan di Instagram @ataliapr, meluruskan berita yang berseliweran di media sosial bahwa data yang sebenarnya dari kasus pemerkosaan Herry Wirawan sebanyak 20 anak diperiksa pihak kepolisian. Di antaranya 13 korban dan 7 saksi, usia 14-20 tahun, 9 bayi dilahirkan dari 8 santriwati (ada yang 2 kali melahirkan), dan kebanyakan korban berasal dari Garut, Kota Bandung, Kabupaten Tasikmalaya dan Cimahi.

Baca Juga: Pengasuhnya Jadi Predator Anak, Kemenag Cabut Izin Operasional Dua Pesantren Ini

Saat ini semua korban dan saksi sudah mendapatkan perlindungan dari LPSK(Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban) di Bandung.

Seperti yang dilansir Portalpekalongan.com dari Pikiran-rakyat.com dengan judul "Korban Predator Seks Herry Wirawan Menggigil dan Tidak Keluar Kamar 3 Hari, Kades: Bilang Takut-Takut".

Salah satu korban predator anak sebut saja Bunga (nama samaran), 17 tahun,  sampai tak berani keluar kamar selama 3 hari saat pulang ke rumah ditanya oleh keluarganya dan tidak berani mengatakan yang dialaminya.

Namun, saat didesak oleh Kades setempat, akhirnya terkuak kejahatan yang dialami oleh Bunga. Bahkan menurut pengakuan Bunga, tidak hanya dirinya yang mengalami tapi masih banyak teman-temanya yang mengalami hal serupa.

Baca Juga: Perhimpunan Pendidikan dan Guru Mendesak Predator Anak Dihukum Seumur Hidup dan Kebiri Kimia

Menurut penuturan Kades, keluarga korban predator anak ini mengetahui informasi sekolah dari saudara istri Herry Wirawan yang ada di kampungnya juga. Dikatakan oleh saudara istri Herry Wirawan bahwa ada pesantren atau sekolah gratis, sehingga keluarga dari korban predator seks ini bersemangat menyekolahkan anaknya di sana.

Hal tersebut mendapat perhatian dari anggota DPR RI Dedi Mulyadi menanyakan pada Kades kapan terungkapnya kejadian pemerkosaan ini, karena jarak waktu yang lama sejak 2016 ketika mereka ke sana.

"Lama, Pak (sampe kejadian) mau terungkapnya ini lama," kata Kades, penuturan Kades di YouTube Kang Dedi Mulyadi pada Ahad, 12 Desember 2021.

Baca Juga: Diiming-imingi Dapat Nilai Bagus, Oknum Predator Anak Berstatus ASN di Cilacap Cabuli 15 Muridnya

Kejahatan seksual yang sudah bertahun-tahun berlangsung namun akhirnya terkuak dan sudah jatuh banyak korban karena selama korban maupun saksi tidak berani buka mulut dan tetap bungkam karena takut dengan gurunya bahkan salah satu dari anak korban mencapai usia empat tahun baru ketahuan.

Hal tersebut diperkuat oleh penuturan Kades bahwa anak-anak pulang ke rumah hanya setahun sekali setiap hari raya dan ada yang sudah melahirkan sebelumnya sehingga keluarga korban tidak mengetahui hal yang sebenarnya.

Apalagi mereka selama mengikuti pendidikan di pesantren tersebut, tidak diperbolehkan berkomunikasi lewat HP dengan keluarganya. Hal ini mempersulit terungkapnya kasus sejak tahun 2016 hingga tahun 2021 yang baru terbongkar.

Baca Juga: Perhimpunan Pendidikan dan Guru Mendesak Predator Anak Dihukum Seumur Hidup dan Kebiri Kimia

Kades mengatakan kasus mulai terkuak ketika hari raya kemarin ketika datang ke kampung salah satu dari mereka sedang hamil.

"Saya itu agak curiga, kan badannya agak gemuk, ditanya lah, pas ditanya langsung dia menggigil nangis-nangis," ujarnya.

Kades mengatakan anak tersebut sampai tiga hari tiga malam tidak keluar dari kamar dan terus menangis.

"Terus bilang takut takut takut kaya gitu," tuturnya.

Baca Juga: Predator Anak Nodai 12 Santriwati hingga Lahirkan 8 Anak, Simak Pernyataan Gubernur Jabar Ridwan Kamil

Saat menjenguk salah satu korban di rumahnya, kemudian membujuk supaya korban mau mengatakan apapun yang terjadi dan keluarga korban akan menerima. Terlebih jika ini kasus pemerkosaan, Kades menyampaikan pada korban jika bersama-sama mengungkap kebiadaban yang terjadi ini maka adik-adiknya bisa selamat.

"Beranilah dia ngomong, dia ngomong bukan dia saja yang menjadi korban,bahkan banyak teman yang lain juga" katanya.

"Langsung saya lapor ke Pemda P2TP2A Kabupaten Garut Perlindungan anak dan perempuan. Saya laporan ke Kapolda," pungkas Kades tersebut.***

Editor: Ali A

Sumber: Pikiran-rakyat.com Instagram @ataliapr

Tags

Terkini

Terpopuler