Khadimul Ummah MUI untuk Jateng Sejahtera, Prof Ahmad Rofiq: Mengokohkan Peran sebagai Pelayan Umat

- 24 September 2021, 23:03 WIB
Prof Ahmad Rofiq
Prof Ahmad Rofiq /Ali A/

PORTAL PEKALONGAN - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Tengah hari ini, 24-25 September 2021 menggelar event Musyawarah kerja Daerah (Mukerda) 2021 di Hotel Pandanaran Semarang.

Mukerda bertujuan menjabarkan hasil Musyawarah Daerah (Musda) April 2021 lalu. Di samping menyusun program kerja tahunan, guna menjawab berbagai tantangan dan melayani umat.

Karena pandemi Covid-19 belum tuntas, dan bahkan cenderung ada fenomena klaster baru dari uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) SD/MI, SMP/MTs, dan MA/SMA/SMK di seluruh Indonesia, maka Mukerda diselenggarakan dengan blended model, dengan luring/offline dan daring/online.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 3 Kelas 2 Halaman 37 38 39: Ceritakan Keadaan Lingkungan Desa Berdasarkan Pengalamanmu

Tema yang diambil adalah "Mengokohkan Peran MUI sebagai Khadimul Ummah pada Era Digital untuk Jawa Tengah yang Tangguh dan Sejahtera".

Menurut Prof Ahmad Rofiq, keberanian MUI mengambil tema yang sangat strategis tersebut, karena komitmen dan mengokohkan peran MUI menjadi pelayan umat (khadimul ummah) terutama di era digitalisasi.

Tujuannya demi terwujudnya masyarakat Jawa Tengah yang tangguh dan sejahtera.

"MUI sebagai ormas keagamaan yang tidak memiliki massa, seperti halnya Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, program kerjanya memang fokus pada kegiatan kepeloporan, rintisan, dan pada dataran eksekusi kegiatan," jelasnya.

Baca Juga: Hampir Sepekan Pencarian, Gibran Pendaki yang Hilang di Gunung Guntur, Garut Berhasil Ditemukan

Lebih jauh Wakil Ketua Umum MUI Provinsi Jawa Tengah itu menambahkan, program kerja MUI bisa dikerjasamakan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang "dibekali" pajak oleh rakyat dan penghasilan lainnya yang sah, atau juga dengan ormas keagamaan NU, Muhammadiyah, dan organisasi kampus atau profesi lainnya.

"Salah satu isu yang muncul di era digitalisasi adalah banyaknya situs-situs yang kontennya cenderung mengajak atau diduga mempengaruhi faham radikal, yang mengarah pada gejala tindakan teror."

Terlepas ada kontroversi soal terminology radikal ini, lanjut Prof Ahmad Rofiq, fakta telah membuktikan adanya tindakan-tindakan teror yang menghadirkan kecemasan, bahkan banyak orang yang tidak bersalah menjadi korban kekejaman dan kebiadaban mereka.

Jawa Tengah yang warga muslimnya 96,14% tentu yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang terbesar untuk dapat melindungi warga lainnya di Jawa Tengah ini.

Yakni, Kristen 1,98%, Katholik 1,46%, Hindu 0,21%, Budha 0,19%, dan Konghuchu 0.02%.  Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 3 Kelas 2 Halaman 33 34 35: Ali dan Teman-Teman Bermain Kucing-kucingan

"Sudah barang tentu ini, telah lama menjadi komtimen MUI untuk menjaga Rumah Besar Indonesia, khususnya di Jawa Tengah," jelas Ketua Bidang Pendidikan Masjid Agung Jawa Tengah itu.

Komitmen dan suasana persaudaraan sudah sedemikian kuat, sejalan dengan prinsip persaudaraan ukhuwwah Islamiyah, ukhuwwah wathaniyah, dan uhuwwah insaniyah.

Menurut Kabiro Kesra Prov Jateng, Imam Masykur, mewakili Gubernur Jawa Tengah, masih ada tantangan keberagaman, berupa terorisme (ada kelompok yang memaksakan kehendak menganti ideologi/dasar negara), aksi massa yang tidak jarang berdampak merusak dan memudarnya nilai-nilai luhur budaya bangsa sebagai dampak globalisasi, separatisme, dan intoleransi (yang masih bisa terjadi internal umat maupun antarumat beragama).

Baca Juga: Mimpi Pasangan Selingkuh Apa Artinya? Simak 5 Makna Mimpi yang Paling Umum dan Sering Terjadi

MUI "Banjiri" Konten Moderasi Islam

Sejalan dengan era digitalisasi, kata Prof Ahmad Rofiq, terlebih ketika pandemi Covid-19 menggasak semua sendi kehidupan bangsa.

"Maka selain segi positif platform digital, karena bisa mengatasi model, sistem, dan komunikasi manual, termasuk model pembelajaran jarak jauh (PJJ), perkomunikasian yang semakin simpel dan praktis," tegas Guru Besar Pascasarjana dan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Semarang ini.

Bahkan belanja secara online, namun serba digital juga menyisakan berbagai persoalan krusial.

Baca Juga: Meski Sudah Izin Isoman, Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Tetap Ditangkap KPK

Untuk itu, MUI harus bergerak cepat dalam memanfaatkan platform digital: pertama, di dalam menyampaikan dakwah, menggunakan semua media sosial dan digital yang ada, mengisi dengan konten-konten moderasi Islam, dalam berbagai aspek dan kisi-kisi dakwah.

Penyebaran faham intoleran, penyebaran permusuhan dalam bentuk informasi hoaks dan meme-meme yang dapat memicu konflik, radikalisme yang pro-kekerasan, yang menyebarkan faham radikal melalui propaganda kelompok teroris, dan yang tidak kalah dahsyat dampak merusaknya khususnya pada generasi muda, yakni pornografi, judi online, dan situs-situs yang bisa merusak mentalitas dan moralitas anak-anak dan remaja.

Kedua, meneguhkan komitmen persaudaraan (ukhuwwah) baik Islamiyah, wathaniyah, maupun insaniyah, agar kerukunan dan persatuan bisa dirawat dan dijaga dengan baik. Perbedaan tidak harus dipaksa menjadi sama, yang sudah ada persamaan juga tidak harus dibedakan.

Baca Juga: Antisipasi Klaster PTM, Pemerintah Kota Pekalongan Gelar Uji Petik di Lima Sekolah

Ketiga, kerukunan, persatuan, dan kebersamaan merupakan modal dasar untuk bisa membangun masyarakat Jawa Tengah yang tangguh. Ketangguhan dan kebersamaan dapat mencegah perpecahan, dan akan muncul budaya saling tolong menolong.

Keempat, dengan kerukunan, kenyamanan, kohesi sosial, akan menjadi modal untuk terbangunnya kerja sama saling menguntungkan.

Dalam bahasa Lembaga Keuangan Syariah (LKS) praktik ta’awun antara shahibul mal (penabung/deposan) dengan bank sebagai mudharib, dan antara bank (mewakili shahibul mal) dengan mudharib (nasabah).

Baca Juga: Antisipasi Klaster PTM, Pemerintah Kota Pekalongan Gelar Uji Petik di Lima Sekolah

Jika sifat dan sikap tolong menolong ini bisa dirawat dengan baik, angka kemiskinan yang cukup besar, dapat diminimalisasi.

Apalagi kinerja Baznas Jawa Tengah, dapat memberi kontribusi pengurangan angka kemiskinan ini secara signifikan.

Kelima, agar terbangun masyarakat yang baik, maka konsumsi makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetika, dan kebutuhan lainnya, dipastikan dengan mengonsumsi yang halal.

Karena itu, keberadaan Rumah Potong Hewan (RPH) yang bersertifikat halal, oleh Juleha (Juru Sembelih Halal), dan proses yang halal, akan membawa keberkahan dalam hidup mereka.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 3 Kelas 3 Halaman 89 90 93: Lakukan Kegiatan Ini untuk Mengetahui Sifat-Sifat Benda Cair

"Selamat ber-musyawarah, semoga Mukerda 2021 MUI Jawa Tengah mampu menghasilkan rumusan dan jabaran program yang smart, terjangkau, dan dapat dipastikan manfaatnya bagi kepentingan masyarakat Jawa Tengah yang tangguh dan sejahtera."

Insyaa Allah Gubernur Jawa Tengah yang elektabilitasnya cenderung naik, dan mengundang jealousy para "politisi" lain, akan berkomitmen memfasilitasi MUI Provinsi Jawa Tengah.

Memang kerja-kerja MUI tidak mudah dinilai dengan material and tangible-perspectif, tetapi kita yakin beliau cukup wise dan prestasi memimpin masyarakat Jawa Tengah di sisa masa jabatan beliau, tidak perlu diragukan.

Baca Juga: Lirik Lagu Terbaru Lil Nas X - TALES OF DOMINICA di Album Montero

Karena itu, kita perlu doakan, Pak Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, sehat afiat dan mampu mengemban amanat rakyat, untuk membawa warga Jawa Tengah makin tangguh dan sejahtera. Allah a’lam bi sh-shawab.
     
Prof Ahmad Rofiq adalah, Direktur LPPOM-MUI Jawa Tengah, Ketua II YPKPI Masjid Raya Baiturrahman Semarang, Ketua Dewan Pengawas Syariah (DPS) RSI-Sultan Agung Semarang, Anggota Dewan Penasehat Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI), dan Koordinator Wilayah Indonesia Tengah Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Pusat.*** 

Editor: Ali A


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah